17 Desember 2013

Natal adalah kelahiran Tuhan kita yang 'liar' dan yang membawa perubahan.



Mari kita simak kisah yang mendahului kelahiran Yesus, dimana ternyata kelahiran seorang yang dipakaiNya untuk mempersiapkan jalan bagiNya telah melakukan "perlawanan" terhadap peraturan agamawi yang kosong (Luk 1 : 5 – 24 & Luk 3 : 1 – 6) : 

  • Sudah semestinya Yohanes memiliki gaya hidup seorang imam, dimana melayani di bait Allah, makan roti persembahan (tertulis dalam kitab Imamat 7), 
  • berpakaian khusus (tertulis dalam kitab Keluaran 28 : 4), 
  • bahkan kelahirannya menembus kemustahilan manusia (mandul).    
  • Yohanes (orang liar) memakai pakain dari bulu unta padahal unta adalah binatang yang diharamkan (tertulis dalam kitab Imamat 11 : 4 dan Ulangan 14 : 7), melayani Kerajaan Allah, makanannya belalang dan madu hutan. 
  • Bahkan Yohaneslah yang dipakaiNya untuk (menyampaikan berita liar tentang kerajaan yang liar) mempersiapkan jalan bagi Tuhan, kepadanya dinyatakan Firman Tuhan bukan kepada Imam Besar Hanas dan Kayafas (Luk 3 : 2 –3 ) sebagai "institusi agama yang resmi yang berhak menerima mandat Surgawi"


Memahami siapa Yohanes Pembaptis dan apa yang diberitakannya menjadi evaluasi terhadap pemahaman kerajaan Allah  sehingga memberikan orientasi yang tepat pada kehidupan rohani, bahwa :
a.   Kerajaan Sorga tidak dikuasai oleh orang orang tertentu, dalam predikat tertentu untuk melakukan kehendakNya tetapi semua orang percaya dalam peran dan waktu yang berbeda.
b.   Kerajaan Allah bukan kemegahan buatan manusia  yang tampak/ kelihatan, yang dapat menipu tetapi kecantikan manusia batiniah.
c.   Kerajaan Allah bukan mempersoalkan hal – hal yang tidak kekal, bersifat sementara bahkan sia-sia tetapi yang esensi.
d.   Kerajaan Allah bukan bangunan fisik tetapi atmosfir illahi yang mengubah pengaruh dunia.
e.   Kerajaan Allah adalah perubahan cara berpikir

Dari hal diatas maka dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Sorga berbicara tentang :
a. Pertobatan, cara hidup yang berubah, mengandalkan kekuatan Otoritas keillahian Yesus Kristus sebagai Tuhan dalam kehidupan orang percaya.
b. Prinsip, hidup dalam prinsip kerajaan sorga, menjadi manusia yang masih terdiri dari darah dan daging tetapi hidup dalam prinsip illahi dalam kehidupan sehari-harinya.

Sudahkah Saudara melihat dan merenungkan makna dari film “the Passion of the Christ”? Memang harus diakui ada beberapa adegan yang tidak sesuai dengan seperti apa yang tertulis di Alkitab. Tetapi mengapa ada kemarahan yang begitu besar (yang terakumulasi) dari “pemimpin umat/pemuka agama/ahli kitab” terhadap Yesus, sehingga bagi mereka hanya ada 1 jalan untuk menyingkirkan Yesus yaitu hanya melalui “jalan yang terhina bagi orang terkutuk – SALIB". 

Mari, inilah saatnya kita dengan jujur dan rendah hati merenung dan mengakui segala kelemahan dan ke-sok-tahuan kita selama ini, dan mari mengubah fokus hidup kita seperti fokus hidup Yesus!!! Jangan sampai apa yang kita kerjakan dalam ibadah kita hanya untuk mengagungkan diri (roh babel) dan jangan sampai hati kita sudah terlalu keras untuk menerima didikan dari Tuhan (roh bebal). Marahlah pada hal – hal yang membuat Yesus marah dan berhentilah dari kemarahan yang tidak membuat Yesus marah (Mrk 11 : 15 - 16; Yoh 2 : 14 – 17)   

Siapakah “si ular tua yang diinjak Yesus” dalam film the Passion of the Christ? Sebagai sebuah penggenapan firman Tuhan, bahwa dari keturunan wanita (Hawa) akan meremukkan kepala ular (Kej 3 :15). Ular di taman Eden yang membujuk manusia untuk memakan “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat” Mengapa si ular begitu menginginkan manusia memakan buah? Semua agama selalu bicara antara perbuatan baik dan jahat, hanya Yesus yang menawarkan jalan, kebenaran dan kehidupan. Ular tua adalah ROH AGAMAWI!! Agamalah yang membuat manusia jauh dari Tuhan, tidak ada satupun perbuatan yang dapat meraih Tuhan. Iblis ketika di Surga (malaikat) selalu berusaha meraih Tuhan, keselamatan bukan karena insiatif manusia, tetapi inisiatif Tuhan. 

YESUS tidak pernah datang untuk membawa agama. “Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati” (Bahkan Dia mati karena kesombongan pemimpin agama - Mat 26 : 59). Yesus lebih banyak marah – marah di bait Allah, misalnya saat dia membersihkan para penjual di pelataran Bait Allah, juga pada saat hari Sabat (Mat 12 : 1 – 8), saat murid – murid Yesus memetik gandum, orang – orang farisi “memprotes” Yesus, tetapi Yesus malah menjawab dengan sebuah contoh “pelanggaran” lain yaitu Daud. Lebih “liarnya” lagi, setelah Yesus ditegur karena tindakan murid – muridnya, malah Dia sendiri segera (ayat 9 – setelah pergi dari sana) “melanggar” di tempat “lawan” (orang yang ingin mempersalahkan Dia – Mat 12 : 10) dengan menyembuhkan orang pada hari Sabat.

Penganut agama beribadah di tempat khusus, pada hari khusus dengan litugi khusus, dipimpin pendeta khusus, tetapi Kristen adalah pola hidup seperti Kristus. Ketika datang ke Dia karena kewajiban dan saat dirimu sibuk dengan program agama, serta hidup dalam sebuah asumsi belaka bahwa Dia bersamamu maka engkau akan kehilangan Dia. (Luk 2 : 41 – 51). 


Tidak ada sesuatu yang kamu dapat lakukan untuk membuat Tuhan lebih mengasihi/menyatakan kehadiranNya dan tidak ada sesuatu yang kamu lakukan untuk membuat Tuhan berkurang mengasihi / menyatakan kehadiranNya karena itulah yang disebut dengan kasih karunia (Philip Yancey).


Kami akan mengajak Saudara sedikit ber-fantasi bagaimana jika Yesus tidak lahir 2000 tahun yang lalu. Kami tidak akan mengubah kebenaran, tapi mari kita bersama mengubah setting agar kita bisa lebih jelas lagi memahami kebenaran itu. OK. 

Mari bayangkan bahwa Yesus, semasa hidupNya hidup dalam setting Indonesia (atau bayangkan di kota dimana Saudara tinggal sekarang), andaikan saja Ia lahir 30 tahun lalu dari tahun ini, dan tahun ini adalah tahun dimana Ia memulai pelayananNya. 

Ya, Indonesia sekarang, lengkap dengan denominasi gereja dan segala aktivitasnya, Mc D/KFC, RM Padang, kali code, Balai Sarbini Jakarta dan tentu saja gang Dolly Surabaya, dsb. Lengkap deh pokoknya!!

Mari berfantasi bersama, apa yang kira-kira terjadi jika Yesus hidup dalam Indonesia sekarang?? Tanpa mengubah isi injil, yang adalah kebenaran itu, kita bisa mulai ber-fantasi sekarang, saat ini, ketika kita membaca aksara yang tercetak ini. Mari, saya akan memandu saudara. 

Ambil satu contoh, Yesus membuat mujizat dalam pesta perkawinan di Kana (Yohanes 2:1-11). OK, dalam setting Jakarta sekarang, itu mungkin saja menjadi Yesus membuat mujizat dalam perkawinan di Hotel Mulia?? Bisa saja kan?? OK, dapatkah kita membayangkan seperti itu?? Yesus mungkin datang dengan busana tuxedo dan Dia membuat mujizat dalam pesta itu?? Nah, mari ber-fantasi bersama. 

Mungkin saja kemudian kita akan menjumpai  Yesus: 

  • memberi makan di McD / KFC pada lima ribu orang, 
  • Yesus berjalan di atas air di Kali (sungai) Code di Jogja,  
  • Yesus menyembuhkan si A di Taman Bungkul Surabaya, 
  • Yesus mengusir setan di simpanglima Semarang
  • Yesus bercakap-cakap dengan perempuan Bali mungkin, (bukan Samaria lagi) di pantai Kuta, 
  • Yesus diurapi kakinya di Taman Lawang
  • Yesus memanggil murid-muridNya di warung kaki lima/warteg
  • Yesus berkhotbah di Pasar
  • Yesus mengadakan perjamuan malam terakhir di mushro, 
  • Yesus berdoa di alun –alun kidul menjelang kematianNya   
dan banyak lagi tentunya yang dapat kita fantasikan mengenai kehidupan Yesus dalam Indonesia sekarang.   

Nah, ini yang menarik. Bagaimana dengan kita?? Bagaimana posisi kita?? Jangan terkejut, kita bisa saja menjadi orang yang mengalami mujizat Yesus, tapi kemudian kita juga yang ingin Dia disalibkan!! Bisa juga kita menjadi penjahat di sebelah kiri Yesus!! Kita, yang adalah orang yang ber-agama dan atau memiliki label ‘pelayan Tuhan’ bisa jadi adalah musuh besar Yesus, yang selalu mempertanyakan tentang perilaku bengal Yesus yang menjugkir balikkan semua sistem agama , dimana orang-orang seperti kita pada waktu itu disebut orang farisi dan juga para pemuka agama. Hal itu sangat mungkin, dan sangat masuk di akal kan?? Ya, kita sangat mungkin menjadi orang yang membenci Yesus karena Yesus tentu saja mengacaukan segala kemapanan agama kita, melawan sistem agama yang kita anggap itu benar!! Ya, sangat mungkin kan kita membenci Yesus karena dia adalah orang yang sukanya makan saja, Dia adalah sahabat orang berdosa, dan dia melanggar aturan agama!!! Bagaimana?? Make sense kan??
 

OK, kita sudah ber-fantasi dengan apa yang mungkin terjadi, dan bagaimana  kemungkinan posisi kita jika Yesus hidup dalam Indonesia sekarang. Bagaimana?? Apakah itu tidak cukup menyeramkan bagi kita?? Kita yang selama ini menganggap bahwa kita adalah orang yang paling men-cinta-i Yesus, ternyata kita mungkin saja jadi musuh besarNya dan mencoba menyalibkan Dia!!!  

Nah, sekarang mari ber-fantasi tentang apa yang mungkin tidak akan Yesus lakukan jika Dia hidup di Indonesia sekarang. Apakah kita dapat membayangkan bahwa Yesus adalah aktivis dalam suatu organisasi gereja?? 

  • Yesus adalah orang yang tiap hari Selasa ikut pertemuan anu dan 
  • kemudian hari Kamis Yesus latihan musik untuk kebaktian hari minggu, 
  • atau dapatkah kita bayangkan Yesus masuk dalam ‘tim ibadah raya’ dan berlelah-lelah agar acara minggu yang penuh gebyar itu bisa berjalan dengan sukses dan Bapa di Surga senang?? 
  • Apakah kita dapat bayangkan bahwa Yesus adalah orang yang sibuk dengan rapat ini dan itu untuk membuat program organisasi gereja lalu Dia ikut rapat kerja denominasi tertentu?? Bagaimana?? 
  • Apakah kita bisa membayangkan bahwa Yesus adalah orang yang selalu hadir di acara hari minggu kita dan duduk di deretan paling depan karena Dia disebut pemimpin gereja atau majelis?? 
  • Dapatkah kita bayangkan Yesus menjadi orang yang sangat sibuk dengan segala aktivitas untuk persiapan acara hari minggu dan Yesus adalah orang yang bekerja keras untuk suatu denominasi, berkutat dengan undangan khotbah dan ber-hahahihi dengan para pendeta?? 
Bisa?? Bisa kita bayangkan?? Kalau kita bisa membayangkannya, saya rasa kita perlu sekali lagi membaca injil dengan sangat saksama dan hati-hati!!! Ya, coba kita lihat bersama. Yesus jelas adalah orang yang menjadi musuh besar lembaga agama, jadi tidak mungkin Dia ada dalam kenyamanan sistem agama seperti itu!!! Mari lihatlah injil, dan mari kita akui dengan jujur dan rendah hati bahwa fokus hidup Yesus bukan semuanya itu!!! 

Mari, lihat sosok Yesus yang selalu sibuk berada di luar, melakukan hal-hal seperti menyembuhkan orang sakit, bertemu dengan orang-orang berdosa, bukan ber-hahahihi dengan orang-orang suci dengan label pendeta atau ‘pelayan Tuhan’, Yesus yang membangun komunitas dengan murid-muridNya, Yesus yang mengajar banyak orang dan melakukan hal-hal yang pada masa itu dan sangat mungkin pada masa sekarang ini dianggap sangat kurang ajar oleh orang-orang yang ber-agama!! Bagaimana mungkin Yesus adalah orang yang tiap kamis latihan musik dan sibuk berjerih lelah untuk mempersiapkan acara hari minggu?? Atau bagaimana mungkin Yesus adalah orang yang tiap hari minggu rajin datang dan duduk manis dalam acara hari minggu kita sebagai seorang majelis?? Nggak mungkin honey!!! Nggak mungkin!!! Mengapa?? Karena fokus Yesus jelas bukan itu!!! 

Fokus Yesus adalah hubungan dengan Bapa dan jiwa-jiwa. Bukan fokus yang bisa dicapai dalam acara ke-agama-an!! Nah, mari merenung bersama dan dengan jujur dan rendah hati kita akui bahwa mungkin ternyata fokus hidup kita masih jauh dengan fokus hidup Yesus, guru, panutan, dan teladan hidup kita. Ya, kita terlalu banyak berjerih payah dan berlelah untuk acara hari minggu kita, untuk program-program organisasi gereja kita atau bahkan kita tidak melakukan apa-apa dan cukup puas dengan menyandang label ‘orang Kristen’ saja. Yesus?? Wow, Dia secara brilian menggenapi tentang apa itu ibadah. 

Yesus mempersembahkan tubuhNYa, bahkan seluruh kehendak dan hak-hak istimewa yang Dia miliki sebagai persembahan yang kudus, hidup, dan berkenan pada Bapa (‘ibadah Roma 12:1’), Dia juga melakukan dan membangun ‘ibadah saling’ dalam komunitasNya (‘ibadah Ibrani 10:25’) dan tidak dapat dipungkiri pula, Yesus, dari hati yang mengasihi Bapa melakukan pelayanan kontekstual pada setiap orang yang membutuhkan dan Dia tetap menjaga diriNya bersih dari segala kecemaran dunia (‘ibadah Yakobus 1:26’). Nah, bagaimana dengan kita?? 

Kehidupan lebih penting dari simbol-simbol agama. 

12 Desember 2013

Pernyataan AHOK / Basuki untuk Kekristenan di Indonesia / Gereja Tuhan


KESUKSESAN berawal dari MEDITASI FIRMAN



Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN,
dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buahnya pada musimnya,
dan yang tidak layu daunnya;
apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Maz 1 : 1-3)
 
Yos 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Setiap kali kita bertanya apa yang menjadi keinginan Tuhan untuk kita, maka yang muncul sebagai kesimpulan adalah ketaatan. Ketaatan terhadap Firman Tuhan. Dan bagaimana kita bisa taat, jika kita tidak tahu apa yang kita mesti taati?
Dan setiap kali kita bicara mengenai radikal, itu bukan berarti kita bertindak gila, melanggar hukum dan berbeda dari pada umumnya. Tetapi kembali pada akar, dasar yaitu apa yang dikatakan Firman Tuhan terhadap hidup ini.

Firman itu bersama-sama dengan YHWH, dan Firman itu adalah YHWH. (Yoh 1:1), karena Injil adalah kuasa YHWH (Rm 1:16). Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. (Yoh 6 : 63)
Persoalannya, Firman yang penuh kuasa dan ada kehidupan di dalamnya tidak pindah dalam kehidupan realita sehari-hari.
Kembali pada apa yang dikatakan Firman, dengan memperkatakan dan merenungkan Firman Tuhan, ada:
  1. Janji Tuhan yaitu keberhasilan dan keberuntungan
  2. Mendapatkan kekuatan, makanan untuk bertumbuh
  3. Bermanfaat dan relevan, mengenali dan bergerak sesuai agendaNya
  4. Ada kehidupan dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
  5. Membersihkan/menjaga kehidupan
Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. (Maz 119: 9)
Mengapa mesti memperkatakan ?
  • Karena Iman timbul dari pendengaran akan Firman Kristus, bagaimana bisa mendengar jika tidak ada yang memperkatakan?
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Rm 10:17),
Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. (Rm 10:10)
  • Dengan memperkatakan, berarti menulis ke loh hati
Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu (Ams 3 : 3); lidahku ialah pena seorang jurutulis yang mahir. (Mzm 45:2)

  • Dengan memperkatakan Firman Tuhan berulang-ulang berarti sedang menabur benih ke dalam hati.
(Luk 8:11) Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. (Luk 8:15) Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

  • Dengan memperkatakan Firman, berarti kita memberi masukan pada pikiran untuk memikirkan hal-hal dari Roh.
mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. (Rm 8 : 5)
Catatan : dosa adalah hukum. Hukum berarti berlaku kapanpun, dimanapun. Hukum hanya dapat dipatahkan dengan kuasa hukum lain. Hukum tidak bisa dilawan. Dan mematahkan hukum dosa, hanya jika kita hidup dalam hukum Roh. Bagaimana memikirkan perkara dari Roh jika tidak ada input?

 Merenungkan / meditasi :
  • Hagah : mengucapkan dengan intonasi, mengimajinasikan, mengurai kata, mengunyah
Contoh: Maz 62:1, Yoh 3 : 16
- Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
- Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
  • Siyach : mengakui, merefleksikan, mempersonifikasi (Maz 119 : 15)
  • Higgayon : menyanyikan (Maz 19 : 15)
Makanan keras vs susu ?
Heb 5:12 - 14 Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
 
Makanan keras bukan berarti yang sulit dipahami, tetapi yang membutuhkan proses mengunyah.