21 April 2013

Tuhan punya waktu yang tepat


Ketika badai itu mulai datang, ketika sesuatu berjalan tidak semestinya dan kita tidak melihat jalan keluar, seolah saat itu kita hanya punya tombol “panic” atau “delete”, kita kasih pilihan dan desakan pada Tuhan “Selamatkan sekarang” atau …

Habakkuk 2:3  For the vision is yet for an appointed time (saatnya), but at the end it shall speak, and not lie: though it tarry, wait for it; because it will surely come, it will not tarry.

Sadarilah bahwa Tuhan memiliki saat yang tepat. Saat yang tepat itu adalah saat yang terbaik (appointed time = best time). Dia bukan Tuhan yang bekerja secara random/acak. Percayalah seperti Abraham percaya, tetaplah menantikan saatnya ketika Dia akan memberikanmu "Ishak".

Milikilah hati yang bereaksi benar seperti Yusuf. Kita akan belajar dari beberapa potongan peristiwa dari perjalanan hidupnya
1. Gara-gara mimpi Yusuf, saudara/kakaknya ingin membunuh dia supaya dipastikan tidak mungkin Yusuf akan menjadi pemimpin mereka. Lalu, mereka menjual dia sebagai budak, supaya ia tidak mungkin menjadi tuan atas mereka.
2. Dimasukkan ke penjara oleh Potifar tanpa kejelasan hukum, sehingga membutuhkan "tangan yang tak terlihat" yang bisa mengeluarkannya.. dan kemudian juru minuman dibuat lupa, padahal dialah yang kemudian Yusuf harapkan setelah Yusuf tepat mengartikan mimpinya.

Peristiwa yang pahit dalam hidup Yusuf itu terjadi karena "mimpi". Orang lain boleh mencoba mengubur/membunuh mimpi Yusuf tetapi :
1. Peristiwa dijual menjadi budak membuat Yusuf dekat pada "lokasi" dimana nantinya mimpi tersebut tergenapi.
2. Juru minuman dibuat lupa supaya Yusuf tiba disaat yang tepat.

Ketika mimpi itu sudah mendekati waktu yang telah ditentukan, Tuhan bergerak cepat pada diri Firaun dengan menggunakan MIMPI yang selama ini bagi Yusuf bisa menjadi sumber kekuatan pengharapan sekaligus bisa menjadi sumber persoalan hidupnya. Dan bergerak juga membuka ingatan juru minuman yang akan membawa Yusuf pada "momentum Ilahi". Tuhan sengaja menutup ingatan juru minuman sebelumnya supaya Yusuf bisa dipanggil Firaun.

Tuhanlah Alfa dan Omega. Dia yang mengetahui awal dan akhir. Dia juga yang pegang kontrol atas "keluar masuk". "Keluar masuk" itu bicara mengenai proses kehidupan. Jadi, Dia Tuhan yang mengerti sepenuhnya jalan cerita kehidupan ini.

Orang lain dan anda sendiri boleh melupakan tetapi Tuhan tidak pernah lupa akan JanjiNya. Yusuf adalah orang yang sudah Tuhan tentukan untuk "mempersiapkan / melahirkan bangsa Israel" yang akan mengalami perbudakan 400thn perbudakan di tanah Mesir seperti yang pernah Ia sampaikan. Cerita tersebut menggambarkan bahwa dalam segala hal Tuhan punya kontrol dan waktu.

Pastikan kita berada dalam waktu yang sudah ditentukan. Kita harus tahu kapan kita harus sudah berada di bahtera (Nuh), kapan sudah harus berada di perahu (murid Yesus). Atau kita tidak mengalami perlindunganNya.  "strategicly your position!"

Psalms 31:15  My times are in thy hand: deliver me from the hand of mine enemies, and from them that persecute me.

Dia tidak meminta kita untuk mengerti sepenuhnya, tetapi percaya Dia sepenuhnya. Memang kecenderungan manusia salah satunya adalah untuk mengetahui segala sesuatu. Tetapi keinginan mengetahui tersebut merupakan keinginan mengontrol yang terselubung. Dan mengontrol itu bukan sinonim dari percaya.Bangsa Israel boleh jadi tidak mengetahui kemana mereka akan pergi, tetapi Tuhan sudah berjalan menyiapkannya. Ketika Abraham naik ke atas gunung untuk mempersembahkan ishak, Tuhan juga sudah menyiapkan domba pengganti untuk dipersembahkan di waktu yang telah ditentukan.

Ketika doa belum / tidak terjawab


Apakah diantara kita sedang atau pernah mengalami seperti apa yang dialami pemazmur berikut ini :

a. Sudah sekian lama jawaban doa yang kita tunggu belum nampak tanda-tandanya.

Mazmur 77:ayat 1- 5 Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Asaf. Aku mau berseru-seru dengan nyaring kepada Allah, dengan nyaring kepada Allah, supaya Ia mendengarkan aku. Pada hari kesusahanku aku mencari Tuhan; malam-malam tanganku terulur dan tidak menjadi lesu, jiwaku enggan dihiburkan. Apabila aku mengingat Allah, maka aku mengerang, apabila aku merenung, makin lemah lesulah semangatku. Sela

b. Bahkan semakin diingat kebaikan Tuhan di masa lampau, semakin seolah nampak perbedaannya. Mulai muncul pertanyaan, kenapa dulu Ia selalu menjawab doa, sedangkan sekarang sepertinya Ia sudah berubah. Mengapa doa tidak dijawab?

ayat 6 - 11 Engkau membuat mataku tetap terbuka; aku gelisah, sehingga tidak dapat berkata-kata. Aku memikir-mikir hari-hari zaman purbakala, tahun-tahun zaman dahulu aku ingat. Aku sebut-sebut pada waktu malam dalam hatiku, aku merenung, dan rohku mencari-cari: "Untuk selamanyakah Tuhan menolak dan tidak kembali bermurah hati lagi?Sudah lenyapkah untuk seterusnya kasih setia-Nya, telah berakhirkah janji itu berlaku turun-temurun? Sudah lupakah Allah menaruh kasihan, atau ditutup-Nyakah rahmat-Nya karena murka-Nya?" Sela Maka kataku: "Inilah yang menikam hatiku, bahwa tangan kanan Yang Mahatinggi berubah."

Pertanyaannya : apakah langkah pertama yang harus kita lakukan setiap kali kita menghadapi persoalan itu adalah doa? Bahkan parahnya ada orang yang berdoa hanya ketika menghadapi persoalan. Apakah itu tujuan / desain dari doa yaitu sebagai kunci penyelesaian masalah?

Yang terlebih penting bukan apa yang kita miliki, tetapi siapa yang kita miliki. Bukan pada apa yang kita cari tetapi pada siapa yang kita cari.

Ketika doa menjadi sebuah langkah, ketika doa hanya dinaikkan ketika menghadapi masalah maka doa hanya akan berpusat pada diri sendiri. Kalau ada masalah, berdoa dan jawaban/penyelesaian masalah terjadi, pada akhirnya hanya diri kita yang menjadi pusat perhatian. Apakah Tuhan memiliki kewajiban?

Menariknya setelah pemazmur mengeluh, curcol tentang apa yang terjadi dan sampai pada kesimpulan apakah Tuhan berubah, tiba-tiba ia memikirkan, memperkatakan yang berbeda sama sekali dengan sebelumnya

ayat 12-20 Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu. Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami? Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa. Dengan lengan-Mu Engkau telah menebus umat-Mu, bani Yakub dan bani Yusuf. Sela Air telah melihat Engkau, ya Allah, air telah melihat Engkau, lalu menjadi gentar, bahkan samudera raya gemetar. Awan-awan mencurahkan air, awan-gemawan bergemuruh, bahkan anak-anak panah-Mu beterbangan. Deru guntur-Mu menggelinding, kilat-kilat menerangi dunia, bumi gemetar dan bergoncang. Melalui laut jalan-Mu dan lorong-Mu melalui muka air yang luas, tetapi jejak-Mu tidak kelihatan. Engkau telah menuntun umat-Mu seperti kawanan domba dengan perantaraan Musa dan Harun.

Ketika ia merenungkan siapa Tuhan, apa yang Ia telah perbuat di masa lampau itu mengubah cara dia berdoa.

- Goliath yang besar berarti kemungkinan lebih besar batu itu terkena di dahinya. Goliath adalah cara Tuhan mempromosikan Daud. Makin besar persoalan, makin besar mujizatnya.
- Yudas Iskariot adalah "instrument" yang dipakai Bapa dalam sebuah "skenario keselamatan"
- Peristiwa aneh dengan permintaan aneh dari seorang raja yang meminta orang lain memberitahukan mimpinya sementara ia sendiri lupa adalah sebuah cara mempromosikan Daniel.

Memang Tuhan adalah Tuhan yang sanggup melepaskan tetapi Ia juga Tuhan yang tidak pernah meninggalkan dan membawa kita berhasil melalui persoalan.

Jika seolah Tuhan tuli atau sedang cuti panjang, adalah supaya kita menjadi Kristen yang kokoh dan bukan menjadi seorang Kristen "rollercoaster". Memang orang Kristen akan masih punya perasaan. Tetapi kebahagiaan tidak dijangkarkan pada apa yang terjadi atas hidupnya. Tuhan ingin anak-anakNya mengenal "Siapa" dan mengingini Dia lebih dari menginginkan "apa". Dalam Dia ada damai sejahtera : "damai sejahtera Allah" artinya Tuhan tidak pernah panik dan kehabisan akal.Lengan kita terlalu pendek untuk bertinju dengan Tuhan.

Jadwal dan cara Tuhan adalah sempurna bahkan ketika Ia kelihatannya sangat terlambat. Carilah Ia, karena Ia berkenan ditemui. Itulah hak istimewa. Ia tidak pernah memberikan penundaan atau memasukkan kita pada jadwal waiting list dan menghubungi kita kembali ketika jadwalNya tidak terlalu padat. Untuk menjumpaiNya tidak perlu ada negosiasi waktu terlebih dahulu dan tidak perlu performance untuk mendapatkan perhatianNya.  

20 April 2013

Biarkan Tuhan melakukan caraNya

Dalam hidup ini, apabila yang terjadi sesuai yang kita harapkan, atau masih bisa dalam toleransi yang bisa kita kendalikan, bisa kita ketahui kepastian akhir dari peristiwa tersebut maka kita lebih mudah mengatakan percaya Tuhan dan sedang berjalan dalam iman percaya mengikuti Tuhan.

Namun dalam hidup ini apa yang kita pikirkan kadang belum tentu itu yang Tuhan rencanakan dan kerjakan dalam hidup kita.
Yes 55 : 9 Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu.

Dan persoalan itu seringnya diawali dengan “aku sangka”, “aku pikir”
2 Raja-raja 5:11  Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!

Ingatlah kembali bagaimana Tuhan menyembuhkan seseorang bukan dengan satu cara saja. Biarlah kita percaya seperti orang buta yang disembuhkan saat ia melangkah mempercayainya dengan membasuh diri di kolam Siloam. Saat orang buta itu dioleskan tanah yang sudah dicampur dengan ludah Yesus, pasti banyak kemungkinan apa yang muncul di pikirannya.Tetapi tetaplah percayai Tuhan.
Yohanes 9:6-7  Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.

Kisah Paulus berikut ini menceritakan ketika dalam pelayarannya ada badai yang harus Paulus dan rombongannya hadapi. Di tengah perjalanan tersebut sesungguhnya Paulus sudah memperingatkan atau untuk mempertimbangkan melanjutkan perjalanan berikutnya. Namun perwira disitu lebih mempercayai nahkoda dan jurumudi. Tetapi apa yang buruk tersebut bisa diubahkan menjadi peristiwa yang mendatangkan kebaikan, yaitu pada akhirnya ketika mereka menemukan daratan yang tidak mereka kenali, Tuhan melalui Paulus menyembuhkan ayah dari gubernur di daratan (pulau) tersebut.

Kisah Para Rasul 27:1-44  Setelah diputuskan, bahwa kami akan berlayar ke Italia, maka Paulus dan beberapa orang tahanan lain diserahkan kepada seorang perwira yang bernama Yulius dari pasukan Kaisar. Kami naik ke sebuah kapal dari Adramitium yang akan berangkat ke pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai Asia, lalu kami bertolak. …. Sementara itu sudah banyak waktu yang hilang. Waktu puasa sudah lampau dan sudah berbahaya untuk melanjutkan pelayaran. Sebab itu Paulus memperingatkan mereka, katanya: "Saudara-saudara, aku lihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita." Tetapi perwira itu lebih percaya kepada jurumudi dan nakhoda dari pada kepada perkataan Paulus .…… Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami. Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: "Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini! Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorang pun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini. Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku, dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau. Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau."  Malam yang keempat belas sudah tiba dan kami masih tetap terombang-ambing di laut Adria …… Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat.

Kisah Para Rasul 28:1, 7-10  Setelah kami tiba dengan selamat di pantai, barulah kami tahu, bahwa daratan itu adalah pulau Malta. Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari. Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia. Sesudah peristiwa itu datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan mereka pun disembuhkan juga. Mereka sangat menghormati kami dan ketika kami bertolak, mereka menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan.

Roma 8:28  Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Kita mesti tahu setiap kali kita melalui sesuatu dalam hidup ini, bahwa Tuhan bekerja sama dengan segala sesuatu tidak terkecuali yang baik maupun yang buruk, untuk mendatangkan kebaikan … Oleh sebab itu percayai dia sepenuhnya , sbab Ia Tuhan yang berperang bagi kita.

1 Samuel 17:47  And all this assembly shall know that the LORD saveth not with sword and spear: for the battle is the LORD'S, and he will give you into our hands.

2 Chronicles 20:15  And he said, Hearken ye, all Judah, and ye inhabitants of Jerusalem, and thou king Jehoshaphat, Thus saith the LORD unto you, Be not afraid nor dismayed by reason of this great multitude; for the battle is not yours, but God's.

Jadilah tenang ditengah badai; diam dan ketahuilah Dia Tuhan

Matius 8:23-26a  Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa."  Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?"

Badai datang tidak selalu karena kita melakukan kesalahan, tetapi badai juga bisa datang ketika kita melakukan hal yang benar, atau sedang melakukan sebuah ketaatan. Ketika kita taat, badai bisa saja datang, tetapi percayalah ada proteksi.

Iblis menyerang dengan bentuk badai karena Ia tahu ketika kita bersama / taat Yesus maka perahu kita pasti akan menuju ke suatu tempat dan tentunya iblis menghalangi agar kita gagal mendapatkan yang Tuhan sudah sediakan buat kita.

Mat 8 : 26b – 27 Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"

Begitu takutnya kita terhadap angin badai di hadapan kita sampai kita lupa dan menjadi seperti 2 kisah yaitu dimana saat bangsa Israel takut ada laut Merah dihadapan mereka namun air dan angin laut Merah takut dan tunduk pada Tuhan dan ketika murid-murid di dalam perahu yang sangat ketakutan menghadapi badai namun air dan angin badai saat itu takluk pada Yesus juga.

Mat 8 : 28-34 Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu. Dan mereka itu pun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: "Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu."Yesus berkata kepada mereka: "Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air.Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu. Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, mereka pun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Oleh sebab itu, kuatkan hati, teruslah melakukan apa yang Tuhan mau karena Tuhan masih memiliki persediaan berkat yang lebih, yang fresh dan Ia ingin kita tidak tinggal atau hanya mendapatkan seperti yang sekarang ini saja. Dan tetaplah percaya bahwa angin badai yang sama yang membawa kita mundur bisa dipakai Tuhan sebagai pendorong yang membawa kita jauh lebih maju mendekat pada destiny / membawa kita pada pengalaman yang lebih, memasuki area yang belum pernah kita lihat sebelumnya (next level).
Psalms 46:10  Be still, and know that I am God: I will be exalted among the heathen, I will be exalted in the earth.

Kenali Cara & WaktuNya


“Percayalah cara dan waktuNya karena Tuhan adalah Tuhan yang pegang kendali ”.

Hidup ini adalah hidup yang ada masalah. Satu-satunya tempat di muka bumi yang penuh damai hanya ada di kuburan dan orang yang sudah tidak lagi mengalami masalah adalah orang yang sudah mati. Dan tidak ada pribadi yang bisa sangat mengerti persoalan manusia selain pribadi Yesus. Namun pribadiNya bisa sulit untuk dimengerti di saat sulit, kenapa? Karena
a.       Kita tidak mengerti caraNya
b.       Kita tidak tahu waktuNya.
 
Tuhan punya banyak cara / solusi untuk menjelaskan 1 persoalan. Sementara kita seringkali menggunakan 1 cara untuk menyelesaikan banyak persoalan. Cara Tuhan tak terbatas, tak terpikirkan sebelumnya, tak lumrah/wajar/umum, terkadang tidak logis dan seolah tak adil tetapi oleh karena itulah Ia disebut Tuhan.

Lihatlah dalam beberapa kisah ketika orang dalam kondisi terdesak, Tuhan bukan menjawab persoalan orang tersebut dengan membebaskannya. Tuhan tidak melepaskan Sadrakh, Mesakh, Abednego dari dapur api tetapi justru membuat mereka menjadi “fireproof”. Daniel tak dilepaskan dari gua singa tetapi Tuhan yang bungkam mulut singa.  

Jadi, dalam persoalan yang akan/sedang kita hadapi:
1.       Tuhan bisa melepaskan kita dari persoalan tersebut bisa dengan cara menyelesaikannya (through) sehingga kita bisa melaluinya dengan penuh kemenangan,
2.       Tuhan sudah menyelesaikan masalah (keep us from) tersebut sehingga kita tidak perlu menghadapinya atau,
3.       Tuhan membelokkan kita (take us from) sehingga kita terhindar dari persoalan tersebut. Dan dalam hal terakhir inilah seringkali kita tidak merasakan mendapatkan apa-apa dari Tuhan dan menjadi kurang bersyukur.   

Kenali Musim


Dalam perjalanan mengenal Tuhan, menjaga hati adalah hal yang penting, yaitu hati yang hanya ingin mengenal dan mengingini Tuhan. Dengan kata lain kita harus tahu motif/alasan sejujurnya mengapa kita mengikuti / percaya Yesus --"REASON" Tetapi untuk terus berjalan mengikuti kemana Tuhan pergi dan melakukan apa yang Tuhan kerjakan itu berarti kita harus mengerti tentang "SEASON"

Pkh 3:1 To every thing there is a season, and a time to every purpose under the heaven:

Mengenali waktu Tuhan itu penting karena :
1. Ada hal yang mestinya tidak perlu terjadi
Lukas 19:41-44  Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan,dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."

2. Hati Tuhan terpaut dengan orang yang relevan
Kisah Para Rasul 13:22, 36  Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan.

3. Ketepatan mengenali waktu adalah bagian dari mengenal Tuhan
Yohanes 5:19-20  Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.

4. Ada berkat yang mestinya kita terima di waktu tersebut, seolah-olah peristiwa di waktu itu adalah untuk orang tersebut. Orang yang tepat di waktu yang tepat.
2 Raja-raja 8:1-6  Elisa telah berbicara kepada perempuan yang anaknya dihidupkannya kembali, katanya: "Berkemaslah dan pergilah bersama-sama dengan keluargamu, dan tinggallah di mana saja engkau dapat menetap sebagai pendatang, sebab TUHAN telah mendatangkan kelaparan, yang pasti menimpa negeri ini tujuh tahun lamanya." Lalu berkemaslah perempuan itu dan dilakukannyalah seperti perkataan abdi Allah itu. Ia pergi bersama-sama dengan keluarganya, lalu tinggal menetap sebagai pendatang di negeri orang Filistin tujuh tahun lamanya.Dan setelah lewat ketujuh tahun itu, pulanglah perempuan itu dari negeri orang Filistin. Kemudian ia pergi mengadukan perihal rumahnya dan ladangnya kepada raja.Raja sedang berbicara kepada Gehazi, bujang abdi Allah itu, katanya: "Cobalah ceritakan kepadaku tentang segala perbuatan besar yang dilakukan Elisa."Sedang ia menceritakan kepada raja tentang Elisa menghidupkan anak yang sudah mati itu, tampaklah perempuan yang anaknya dihidupkan itu datang mengadukan perihal rumahnya dan ladangnya kepada raja. Lalu berkatalah Gehazi: "Ya tuanku raja! Inilah perempuan itu dan inilah anaknya yang dihidupkan Elisa." Lalu raja bertanya-tanya, dan perempuan itu menceritakan semuanya kepadanya. Kemudian raja menugaskan seorang pegawai istana menyertai perempuan itu dengan pesan: "Pulangkanlah segala miliknya dan segala hasil ladang itu sejak ia meninggalkan negeri ini sampai sekarang." 

Ketika Ia belum kumengerti


Saya percaya kita pernah mengalami kesulitan untuk memahami Tuhan khususnya ketika kita sedang amat membutuhkan Dia namun seolah doa kita menguap, Dia tidak peduli dengan kita.

Yohanes 11:6, 15, 21  Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.

Apa yang Marta alami tentunya seperti umumnya yang kita alami, tentunya ia ingin Yesus ada bersama mereka ketika saudaranya Lazarus sakit dan hampir mati supaya Yesus menyembuhkannya. Namun, lihatlah bagaimana Yesus malah dengan sengaja tinggal dua hari lagi untuk pergi ke rumah Marta. Mengapa Yesus sengaja tinggal 2 hari lagi,dan itu artinya bukan hanya Lazarus sudah mati tapi sudah mulai membusuk. Yesus sudah berkata itu baik buat kita murid-muridNya. Ya supaya Ia bisa menyatakan diriNyalah kebangkitan dan kehidupan. Yesus adalah jawaban kita sekarang, jangan gunakan iman masa lalu dan iman masa depan.

Yohanes 11:21, 23-25  Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit."


1. Saat berjumpa dengan Yesus, Marta mengawali dengan iman masa lalu. Itulah yang seringkali kita rasakan, andaikata dulu ...  andaikata kemarin ... andaikata waktu itu.. kita entah disadari atau tidak menyalahkan Tuhan yang terlambat.  

Orang yang kenal Tuhan tidak takut dengan realita, 
tetapi orang yang terlalu tahu realita tidak lagi kenal Tuhan.

Yohanes 1:15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."

Yohanes yang memberikan kesaksian demikian namun dalam kondisi ia di penjara mengalami kegoncangan, keraguan mengenai siapa Dia. Saat terberat dalam hidup dan pertolongan Tuhan ta kunjung tiba itu seringkali menggoncang iman percaya.

Matius 11:2-3, 6  Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

Tetapi biarlah kita memiliki iman yang tak tergoncangkan seperti Sadrakh, Mesakh, Abednego

Daniel 3:17-18  Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

2. Kemudian Marta mengatakan tentang akhir zaman (nanti). Sebaliknya, kita kadang juga seringkali hanya membutuhkan Yesus untuk akhir, untuk keselamatan saja, untuk setelah kehidupan di bumi berakhir.
Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."

3. Namun Yesus ingin kita menyadari, mengalami Yesus yang hari ini, yang terkini. Dialah yang menyatakan diriNya [Kel 3 : 14] I AM that I AM (present tense)
Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

Menjadi no 1, 2, 3, 4, ....


Galatia 2:20  namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. 
Apa akibatnya jika kita sudah mati ?
- maka kita tidak bisa lagi marah, iri hati, kecewa, kuatir
- maka kita tidak bisa lagi mengasihi, menyenangkan Tuhan dan berbuah bagi Tuhan
- maka kita tidak bisa lagi berpikir dan melakukan segala sesuatu.

Berapa banyak di antara kita pernah menerima jawaban doa yang berlawanan dari apa yang kita minta?

Habakuk 1:2, 6  Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong? Sebab, sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka.

Contohnya, Habakuk berdoa agar Tuhan membebaskan dari penindasan. Tetapi apa jawaban Tuhan ? bahwa Tuhan sendirilah yang membangkitkan bangsa yang garang, kejam untuk menindasnya. Seringkali bahkan mungkin hampir sebagian besar momen kita mengenal Tuhan adalah di saat kita mengalami masalah, kekuatan kita sudah habis.

Contoh lain saat Abraham diuji dengan diminta untuk menyerahkan anak tunggalnya, disitulah Tuhan mewahyukan diriNya sebagai Jehovah Jireh. Saat Lazarus mati, Tuhan menyatakan diriNya sebagai Akulah kebangkitan. Akhir dari pengalaman pribadi Habakuk berproses dengan Tuhan tersebut menunjukkan :
 jika kita ingin Tuhan menjadi segala-galanya (everything) dalam hidup kita 
maka kita harus tidak menjadi apa-apa (nothing).  

Jika doa kita tidak/belum dijawab, jika hasil usaha kita mengecewakan, jika orang yang kita kasihi dan harapkan ternyata mengecewakan, jika apa yang kita investasikan ternyata tidak menghasilkan itu bukanlah soal penting yang mempengaruhi iman percaya kita jika kita sudah menjadi nothing. 

Habakuk 3:17-18  Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.

Tuhan bukan ingin menjadi nomor 1 dan layak menjadi nomor 1 
tetapi Ia ingin di nomor 1, 2, 3, ... ya 
Ia ingin menjadi yang terutama dalam setiap aspek hidup kita. 

Dan Hizkia memberikan contoh bagaimana ia menetapkan hatinya untuk memprioritaskan / memfokuskan perhatianNya pada Tuhan.

2 Tawarikh 29:3  Pada tahun pertama pemerintahannya, dalam bulan yang pertama, ia membuka pintu-pintu rumah TUHAN dan memperbaikinya. 

Menemukan betapa berharganya Kristus secara pribadi


Matius 13:45-46  Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."

Mengapa pedagang tersebut berani menjual seluruh miliknya? Karena ia sudah menemukan. Menemukan harta yang sangat berharga. Yaitu sebuah pengalaman menemukan dan kemudian menyadari berapa besar nilai dari harta itu. Perjalanan hidup mengikut Kristus akan dibawa sampai kita benar-benar menyadari betapa besar "nilai" Kristus dalam hidup kita. Perjalanan mengikuti Kristus adalah perjalanan yang melepaskan, menjual.

Lukas 24:30-32  Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?

Kisah ini mencoba memberitahu bahwa Firman Tuhan yang sudah dilakukan / dialami itu memiliki kuasa. Bahkan ketika Yesus sendiripun yang bicara kepada murid dari Emaus tersebut, 'hanya' membuat hati mereka berkorbar. Sementara ketika Yesus memecahkan roti , hal itu membuka mata mereka.

Kenapa?
Karena sebelumnya Yesus sudah memecahkan tubuhNya. Jadi proses kita mengenal Tuhan bukan sampai pada tahu siapa Dia, tetapi sampai pada mengenal/mengalami Firman/Dia sendiri. 

Mengenal Kristus (I)


Filipi 3:7-8, 10  Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya

Saya percaya banyak diantara kita yang punya kerinduan sama untuk mengenal Kristus. Namun seringkali kita bertanya bagaimana mengenal Kristus.

Yohanes 5:6-7  Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya:"Maukah engkau sembuh?" Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."

Seringkali kita melewatkan momentum ketika Tuhan sudah menyapa atau berurusan dengan hidup kita, kita tidak menyadari kehadiran atau mengenali Dia karena kita sudah memiliki serangkaian cara atau persepsi. Orang sakit dalam cerita tersebut memerlukan kesembuhan, bertahun-tahun ia mengharapkannya. Ia tekun dan sabar menantikan goncangnya air di kolam dan berusaha masuk ke dalam kolam tersebut saat air tersebut tergoncangkan. Namun Ia tidak menyadari siapa pribadi yang menyapaNya, yaitu pribadi sang Sumber Kesembuhan itu sendiri. Orang sakit itu membatasi/menutup dirinya dari kesempatan mengalami Tuhan. 

PENGALAMAN mengenal Tuhan


Matius 14:19  Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.

Yohanes 6:11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.

Kisah tersebut adalah kisah mukzizat yang dilakukan Yesus untuk memberi makan pada lebih dari 5000 orang. Muzizat tersebut terjadi ketika Tuhan memberikan 5 roti dan 2 ikan ke tangan para murid dan dari para murid ke orang banyak. Inilah yang saya katakan sebagai pengalaman bersama (korporat) dalam mengiring/mengalami Tuhan dan sekaligus pengalaman mengenal Bapa sebagai penyedia, Sumber, Maha Pengasih dan penuh kemurahan. Tuhan memberikan kepada mereka secara berlimpah sebanyak yang mereka kehendaki bahkan setelahnya masih terdapat sisa 12 bakul roti.

Namun kisah tersebut dilanjutkan dengan kisah Yesus / Petrus berjalan di atas air. Sebuah kisah yang menarik yang akan saya sharingkan suatu hari nanti. Jadi, dalam kehidupan ini kita harus tahu kapan waktunya kita sudah mesti berpindah dari pengalaman bersama kepada pengalaman pribadi. Karena ada sesuatu yang Tuhan ingin ajar secara pribadi. Ya, Tuhan tidak ingin kita hanya mengalami / mengenal Tuhan dari 1 sisi saja atau bahkan dari 1 peristiwa saja.

Markus 6:52  sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.  

PERJALANAN mengenal Tuhan


Ulangan 7:22  TUHAN, Allahmu, akan menghalau bangsa-bangsa ini dari hadapanmu sedikit demi sedikit; engkau tidak boleh membinasakan mereka dengan segera, supaya jangan binatang hutan menjadi terlalu banyak melebihi engkau.

Dalam proses mengikuti Kristus, itu tidak berarti semua masalah otomatis disingkirkan. Seringkali kita mendengarkan kesaksian bagaimana seseorang dijawab doanya segera, kehidupannya diubahkan dalam sekejap. Memang bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, bahkan Daud menuliskan bagaimana keadaan orang yang diubahkan itu seperti mimpi, selain itu ada begitu banyak cerita di alkitab yang menuliskan ketika Tuhan berperkara maka kehidupan seseorang bisa diubahkan dalam semalam. Namun, tak jarang pula kita merasa sepertinya apa yang kita hadapi tak kunjung terselesaikan. Dikatakan Tuhan bukan menghalau sedikit bangsa, tetapi sedikit demi sedikit. Meskipun sedikit tetapi harus ada pertumbuhan, pergerakan. Dengan kata lain harus tetap maju berjalan. 

Kejadian 11:31-32  Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta cucunya, Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana. Umur Terah ada dua ratus lima tahun; lalu ia mati di Haran.

Kejadian 12:1, 4  Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.

Terah sudah memulai sebuah perjalanan. Inilah gambaran mengenai kehidupan perjalanan kita secara pribadi dan Gereja Tuhan. Terah melakukan perjalanan pergi ke tanah Kanaan tetapi ia mati di Haran dan gagal sampai tujuan. Karena ia menetap. Jangan pernah untuk berhenti dalam proses pengenalan akan Tuhan, memang seringkali Tuhan bawa dalam perjalanan itu tanpa dimengerti sebenarnya mau kemana arahnya, tetapi tetaplah berjalan setiap hari bersama Dia.

Dan pelajaran yang kedua adalah pengenalan akan Tuhan dan berjalan menggenapi panggilan itu adalah perjalanan pribadi. Abram yang mendapatkan panggilan itu, dan Lotpun mengikutinya. Seorang Lot atau kita bisa diberkati karena kita berkoneksi dengan orang pilihanNya, tetapi jika seseorang tidak menemukan panggilannya sendiri dan hanya mengikuti panggilan orang lain maka tinggal tunggu waktu kapan dia akan keluar atau berhenti dari perjalanan. 

Apa yang kau terima = apa yang kau persepsikan


Hari ini kita akan melihat beberapa kisah lain yang menunjukan betapa pentingnya kita bertobat dalam arti berubah cara pandang kita terhadap siapa Dia karena itu akan menentukan apa yang kita akan alami dalam perjalanan bersama Dia. Dan kemudian kita akan belajar bahwa persepsi kita tentang Dia juga akan menentukan bagaimana kita berproses / meresponinya. Yang pertama, mari belajar dari dua kisah yang mirip ini :

Matius 25:24, 26  Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?

Lukas 19:20-22  Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur. Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur.

Perhatikan kesamaan dari kedua kisah tersebut adalah ada seorang hamba yang menganggap dan mengatakan tuannya adalah tuan yang kejam, yang keras yang "tidak adil" karena menuai ditempat dimana tuannya tidak menabur. Namun reaksi tuannya tidak mengkoreksi pernyataan tersebut, tidak membela diri dan tidak berusaha memberitahu bagaimana semestinya tetapi tuan itu mengatakan : jadi kamu sudah tahu? atau malah akan menghakimi hamba itu sesuai perkataan yang telah dilontarkan hamba tersebut. Dan sebuah kisah lain yang menjelaskan hal yang serupa, tentang bagaimana respon yang berbeda dari kedua orang penjahat yang juga di salib bersama Yesus menentukan apa yang mereka terima dariNya

Lukas 23:39-43  Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." 

Terakhir, bahwa persepsi kita tentang Dia begitu pentingnya termasuk ketika kita berdoa maka Yesus memberikan sebuah prinsip yang dijelaskannya dalam perumpamaan :

Lukas 11:5-8  Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti,sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya;masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.

Lihatlah dikatakan, sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikan kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya. Sahabat belum tentu menerima. Yang membuat ia memperoleh apa yang diperlukannya karena sikapnya yang tidak malu. Kita bisa bersikap tertentu pasti karena punya alasan tertentu, cara pandang tertentu. Persepsi kita tentang sahabat kita yang sejati yang bernama Yesus , menentukan apa yang akan kita alami. 

TIDAK SIAP


Jika kita perhatikan di Yohanes 6 banyak murid mengundurkan diri di saat Yesus berbicara tentang diriNya (Roti Hidup). Banyak kita berdoa, memiliki kerinduan mengenal Tuhan lebih dalam tetapi ternyata kisah tersebut memberikan pelajaran yang menarik. Disaat Tuhan membuka diriNya, mewahyukan tentang siapa diriNya malah banyak murid mengundurkan diri.

Lukas 5:39  Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."

Ternyata tidak mudah menerima hal yang baru, tidak mudah untuk mengenal dan mengalami Tuhan. Salah satu kendalanya adalah karena kita mudah sekali merasa nyaman, kita merasa apa yang sudah kita jalani itu baik-baik saja, tidak ada masalah dengan kehidupan yang sedang berlangsung.

Lukas 2:41-42, 44  Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.

Bukan hanya kita bisa tidak / kurang mengenal Tuhan, tetapi kita bisa tidak sadar jika Tuhan sudah kita tinggalkan.

Apa penyebabnya ?
Karena kebiasaan (tiap-tiap tahun, seperti yang lazim) yang membentuk persepsi / paradigma / asumsi (mereka menyangka) 

DIPERCAYA


Amsal 25:2  Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu.

Untuk mengalami Kemuliaan Tuhan itu dibawa dari rasa tidak puas, keinginan untuk meraih / mengalami / mengenal lebih dalam. Kemuliaan Tuhan itu tidak dibagi, tidak dibuka untuk umum.

Lukas 12:32  Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.

Hanya sekelompok kecil yang menerima perkenanan untuk mengetahui/mengalami Kerajaan. Dengan kata lain, kemuliaan Tuhan diberikan pada sekelompok orang saja. Menurut saya kriterianya adalah yang punya kualitas bisa dipercayai.

1 Korintus 4:2  Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.

Sekali lagi, Tuhan tidak mempercayakan diriNya kepada semua orang.

Yohanes 2:23-24  Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya.Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua,

ada 3 hal :
1. Tuhan kenal mereka - SEMUA
2. Percaya Tuhan -BANYAK
3. Tuhan percaya - TIDAK MEMPERCAYAKAN pada mereka

Kepada siapa Tuhan tidak mempercayakan diriNya? yaitu mereka yang (hanya) melihat tanda yang diadakanNya. Kita mungkin tidak bisa membedakan orang yang mengikuti Tuhan, tetapi Tuhan melihat dan menyelidiki hati manusia.Ia mengetahui motivasi seseorang dalam mengikutiNya, yang seringkali malah hanya untuk mencari berkat (supaya kenyang). Ketika Tuhan membawa pada pengalaman untuk mengalami / mengenal Dia lebih dalam, justru di saat itu tidak banyak orang yang mau untuk terus melewatinya.

Yohanes 6:25-26  Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

Yohanes 6:66  Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

Mzm 42 : 7 deep calleth unto deep
Inilah waktu dimana dari kedalaman hati Tuhan sedang memanggil kedalaman hati kita untuk meresponi panggilan, undangan untuk mengenal Dia lebih dalam lagi. 

Yang terlatih, lahir dari rumah


Kej 14:14  maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka yang lahir di rumahnya ...

Supaya kita menjadi terlatih maka kita mesti lahir / memiliki rumah (komunitas) dan prinsip yang sama, jika kita ingin melahirkan anak yang berkualitas, maka anak tersebut harus merasakan rumah (home) dan bukan hanya memiliki bangunan rumah (house).

Ciri orang yang memiliki dan merasakan "home" adalah orang tersebut ingin dan bisa "pulang".

Kej 2:18  TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Ayat ini adalah sebuah prinsip bukan hanya untuk membangun rumah tangga, melainkan penegasan bahwa tidak baik jika manusia itu seorang diri saja. Adalah baik mengusahakan membangun rumah yang baik, namun juga terlebih mengupayakan membangun rumah tangga dan komunitas yang baik

Kej 13:6  Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama.

Kisah tersebut menunjukan salah satu alasan mengapa tidak bisa tinggal bersama adalah karena tidak cukup luas tanah untuk mereka kerjakan (visi) sementara sumber dayanya berlimpah. 

KasihNya yang terlebih dahulu menemukan, menangkap kita


Yoh 4 : 4 Ia harus melintasi daerah Samaria
Yoh 10 : 3 domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

Yesus harus melintasi Samaria karena perlu ketemu untuk seorang pribadi. Setiap kita berarti bagi Tuhan. KasihNya dinyatakan bukan seperti produk massal. KasihNya tersedia bagi setiap pribadi, satu per satu.

1 Yoh 4 : 10,19  Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita ... Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

Kasih yaitu kasihNya Bapa dalam Yesus yang mengasihi kita terlebih dahulu. Kasih Bapa adalah kasih yang inisiatif, tidak kepalang tanggung, yang gila-gilaan tak pakai syarat, penuh gairah menggebu dan agresif, yang mengingini dan mencemburui namun juga tragis karena untuk mendapatkannya harus melalui pengorbanan sampai mati.

Tidak (pernah) ingat lagi kalau mereka (pernah) berdosa


Ibr 10 : 17 Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.
Yer 31 : 34 I will remember their sin no more (KJV) / I'll forget they ever sinned! (MSG)

Ia memang dan sudah mengingat semua dosa kita 2000 th yang lalu di kayu Salib. Dan Ia tidak akan pernah mengingat lagi (kalau kita pernah berdosa di masa lalu, sekarang dan yang akan datang).

Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan ...


Kejadian 3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

Manusia (Adam & Hawa) setelah jatuh dalam dosa masih bisa merasakan hadiratNya, mendengar bunyi langkah Tuhan. Namun dosa mengalihkan perhatian pada dirinya, dosa membuat manusia bersembunyi dari Tuhan/ keluar dari rencana Tuhan tetapi dosa tidak menghalangi Tuhan untuk menghampiri / menjangkau manusia. Dosa mendorong manusia melakukan upaya menutupinya tetapi itu tetap akan terbuka dihadapanNya, hanya kasih Tuhan dengan pengorbanan/pencurahan darahlah yang menutupinya.

Tuhan memperhatikan detail, sekalipun tidak penting bagimu


Kej 2 : 1 Heaven and Earth were finished, down to the last detail (MSG) 
Lukas 12 : 7 bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.

Dia peduli bahkan sampai memperhatikan secara detail hal-hal yang tidak kamu anggap penting sekalipun. 

Belum berbentuk apalagi terlihat, namun demikian ...


Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air (Kej 1:2)

Meskipun hari ke depan masih belum bisa kita lihat, visimu masih kabur, yang kamu lakukan masih belum berbentuk..

Percayalah ada Roh Allah disana. Dialah Alfa, Yang Awal, tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu di dalam Dia