Mari kita simak kisah yang mendahului kelahiran Yesus, dimana ternyata
kelahiran seorang
yang dipakaiNya untuk mempersiapkan jalan bagiNya telah melakukan
"perlawanan" terhadap peraturan agamawi yang kosong (Luk 1 : 5 – 24
& Luk 3 : 1 – 6) :
- Sudah semestinya Yohanes memiliki gaya hidup seorang imam, dimana melayani di bait Allah, makan roti persembahan (tertulis dalam kitab Imamat 7),
- berpakaian khusus (tertulis dalam kitab Keluaran 28 : 4),
- bahkan kelahirannya menembus kemustahilan manusia (mandul).
- Yohanes (orang liar) memakai pakain dari bulu unta padahal unta adalah binatang yang diharamkan (tertulis dalam kitab Imamat 11 : 4 dan Ulangan 14 : 7), melayani Kerajaan Allah, makanannya belalang dan madu hutan.
- Bahkan Yohaneslah yang dipakaiNya untuk (menyampaikan berita liar tentang kerajaan yang liar) mempersiapkan jalan bagi Tuhan, kepadanya dinyatakan Firman Tuhan bukan kepada Imam Besar Hanas dan Kayafas (Luk 3 : 2 –3 ) sebagai "institusi agama yang resmi yang berhak menerima mandat Surgawi"
Memahami siapa Yohanes Pembaptis dan apa
yang diberitakannya menjadi evaluasi terhadap pemahaman kerajaan Allah sehingga memberikan orientasi yang tepat pada
kehidupan rohani, bahwa :
a. Kerajaan
Sorga tidak dikuasai oleh orang orang tertentu, dalam predikat tertentu untuk
melakukan kehendakNya tetapi semua orang percaya dalam peran dan waktu yang
berbeda.
b. Kerajaan
Allah bukan kemegahan buatan manusia
yang tampak/ kelihatan, yang dapat menipu tetapi kecantikan manusia
batiniah.
c. Kerajaan
Allah bukan mempersoalkan hal – hal yang tidak kekal, bersifat sementara bahkan
sia-sia tetapi yang esensi.
d. Kerajaan
Allah bukan bangunan fisik tetapi atmosfir illahi yang mengubah pengaruh dunia.
e. Kerajaan
Allah adalah perubahan cara berpikir
Dari hal
diatas maka dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Sorga berbicara tentang :
a. Pertobatan, cara hidup yang berubah,
mengandalkan kekuatan Otoritas keillahian Yesus Kristus sebagai Tuhan dalam
kehidupan orang percaya.
b. Prinsip, hidup dalam prinsip kerajaan sorga,
menjadi manusia yang masih terdiri dari darah dan daging tetapi hidup dalam
prinsip illahi dalam kehidupan sehari-harinya.
Sudahkah Saudara melihat dan merenungkan
makna dari film “the Passion of the Christ”? Memang harus diakui
ada beberapa adegan yang tidak sesuai dengan seperti apa yang tertulis di
Alkitab. Tetapi mengapa ada kemarahan yang begitu besar (yang terakumulasi)
dari “pemimpin umat/pemuka agama/ahli kitab” terhadap Yesus, sehingga bagi
mereka hanya ada 1 jalan untuk menyingkirkan Yesus yaitu hanya melalui “jalan
yang terhina bagi orang terkutuk – SALIB".
Mari, inilah saatnya kita
dengan jujur dan rendah hati merenung dan mengakui segala kelemahan dan ke-sok-tahuan
kita selama ini, dan mari mengubah fokus hidup kita seperti fokus hidup
Yesus!!! Jangan sampai apa yang kita kerjakan dalam ibadah kita hanya untuk
mengagungkan diri (roh babel) dan jangan sampai hati kita sudah terlalu keras
untuk menerima didikan dari Tuhan (roh bebal). Marahlah pada hal – hal yang
membuat Yesus marah dan berhentilah dari kemarahan yang tidak membuat Yesus
marah (Mrk 11 : 15 - 16; Yoh 2 : 14 – 17)
Siapakah “si ular tua yang diinjak Yesus” dalam film the Passion of
the Christ? Sebagai sebuah penggenapan firman
Tuhan, bahwa dari keturunan wanita (Hawa) akan meremukkan kepala ular (Kej 3 :15). Ular di taman Eden yang membujuk
manusia untuk memakan “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat”
Mengapa si ular begitu menginginkan manusia memakan buah? Semua agama selalu bicara antara
perbuatan baik dan jahat, hanya Yesus yang menawarkan jalan, kebenaran dan
kehidupan. Ular tua adalah ROH AGAMAWI!! Agamalah yang membuat manusia jauh
dari Tuhan, tidak ada satupun perbuatan yang dapat meraih Tuhan. Iblis ketika
di Surga (malaikat) selalu berusaha meraih Tuhan, keselamatan bukan karena
insiatif manusia, tetapi inisiatif Tuhan.
YESUS tidak pernah datang untuk membawa
agama. “Imam-imam
kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus,
supaya Ia dapat dihukum mati” (Bahkan Dia mati karena kesombongan pemimpin agama - Mat 26 : 59). Yesus
lebih banyak marah – marah di bait Allah, misalnya saat dia membersihkan para
penjual di pelataran Bait Allah, juga pada saat hari
Sabat (Mat 12 : 1 – 8), saat murid – murid Yesus memetik gandum, orang – orang
farisi “memprotes” Yesus, tetapi Yesus malah menjawab dengan sebuah contoh
“pelanggaran” lain yaitu Daud. Lebih “liarnya” lagi, setelah Yesus ditegur
karena tindakan murid – muridnya, malah Dia sendiri segera (ayat 9 – setelah
pergi dari sana) “melanggar” di tempat “lawan” (orang yang ingin mempersalahkan
Dia – Mat 12 : 10) dengan menyembuhkan orang pada hari Sabat.
Penganut agama beribadah di tempat khusus,
pada hari khusus dengan litugi khusus, dipimpin pendeta khusus, tetapi Kristen
adalah pola hidup seperti Kristus. Ketika datang ke Dia karena kewajiban dan
saat dirimu sibuk dengan program agama, serta hidup dalam sebuah asumsi belaka
bahwa Dia bersamamu maka engkau akan kehilangan Dia. (Luk 2 : 41 – 51).
Tidak ada sesuatu yang kamu dapat lakukan untuk membuat Tuhan lebih mengasihi/menyatakan kehadiranNya dan tidak ada sesuatu yang kamu lakukan untuk membuat Tuhan berkurang mengasihi / menyatakan kehadiranNya karena itulah yang disebut dengan kasih karunia (Philip Yancey).
Kami akan mengajak Saudara sedikit
ber-fantasi bagaimana jika Yesus tidak lahir 2000 tahun yang lalu. Kami
tidak akan mengubah kebenaran, tapi mari kita bersama mengubah setting agar kita bisa lebih jelas lagi
memahami kebenaran itu. OK.
Mari bayangkan bahwa Yesus, semasa hidupNya hidup
dalam setting Indonesia (atau bayangkan di kota dimana Saudara tinggal sekarang), andaikan
saja Ia lahir 30 tahun lalu dari tahun ini, dan tahun ini adalah tahun dimana Ia memulai
pelayananNya.
Ya, Indonesia sekarang, lengkap dengan denominasi gereja dan segala
aktivitasnya, Mc D/KFC, RM Padang, kali code, Balai Sarbini Jakarta dan tentu
saja gang Dolly Surabaya, dsb. Lengkap deh pokoknya!!
Mari berfantasi
bersama, apa yang kira-kira terjadi jika Yesus hidup dalam Indonesia sekarang??
Tanpa mengubah isi injil, yang adalah kebenaran itu, kita bisa mulai
ber-fantasi sekarang, saat ini, ketika kita membaca aksara yang tercetak ini.
Mari, saya akan memandu saudara.
Ambil satu contoh, Yesus membuat mujizat dalam
pesta perkawinan di Kana (Yohanes 2:1-11). OK, dalam setting Jakarta sekarang, itu mungkin saja menjadi Yesus membuat mujizat
dalam perkawinan di Hotel Mulia?? Bisa saja kan?? OK,
dapatkah kita membayangkan seperti itu?? Yesus mungkin datang dengan busana tuxedo dan Dia membuat mujizat dalam
pesta itu?? Nah, mari ber-fantasi bersama.
Mungkin saja kemudian kita
akan menjumpai Yesus:
- memberi makan di McD / KFC pada lima ribu orang,
- Yesus berjalan di atas air di Kali (sungai) Code di Jogja,
- Yesus menyembuhkan si A di Taman Bungkul Surabaya,
- Yesus mengusir setan di simpanglima Semarang,
- Yesus bercakap-cakap dengan perempuan Bali mungkin, (bukan Samaria lagi) di pantai Kuta,
- Yesus diurapi kakinya di Taman Lawang,
- Yesus memanggil murid-muridNya di warung kaki lima/warteg,
- Yesus berkhotbah di Pasar,
- Yesus mengadakan perjamuan malam terakhir di mushro,
- Yesus berdoa di alun –alun kidul menjelang kematianNya
Nah, ini yang menarik. Bagaimana
dengan kita?? Bagaimana posisi kita?? Jangan terkejut, kita bisa saja menjadi
orang yang mengalami mujizat Yesus, tapi kemudian kita juga yang ingin Dia
disalibkan!! Bisa juga kita menjadi penjahat di sebelah kiri Yesus!! Kita, yang
adalah orang yang ber-agama dan atau memiliki label ‘pelayan Tuhan’ bisa jadi
adalah musuh besar Yesus, yang selalu mempertanyakan tentang perilaku bengal
Yesus yang menjugkir balikkan semua sistem agama , dimana orang-orang seperti
kita pada waktu itu disebut orang farisi dan juga para pemuka agama. Hal itu
sangat mungkin, dan sangat masuk di akal kan?? Ya, kita sangat mungkin
menjadi orang yang membenci Yesus karena Yesus tentu saja mengacaukan segala
kemapanan agama kita, melawan sistem agama yang kita anggap itu benar!! Ya,
sangat mungkin kan kita membenci Yesus karena dia adalah orang yang sukanya
makan saja, Dia adalah sahabat orang berdosa, dan dia melanggar aturan agama!!!
Bagaimana?? Make sense kan??
OK, kita
sudah ber-fantasi dengan apa yang mungkin terjadi, dan bagaimana kemungkinan posisi kita jika Yesus hidup
dalam Indonesia sekarang. Bagaimana?? Apakah itu tidak cukup menyeramkan bagi
kita?? Kita yang selama ini menganggap bahwa kita adalah orang yang paling
men-cinta-i Yesus, ternyata kita mungkin saja jadi musuh besarNya dan mencoba
menyalibkan Dia!!!
Nah, sekarang mari ber-fantasi tentang
apa yang mungkin tidak akan Yesus lakukan jika Dia hidup di Indonesia sekarang. Apakah
kita dapat membayangkan bahwa Yesus adalah aktivis dalam suatu organisasi gereja??
- Yesus adalah orang yang tiap hari Selasa ikut pertemuan anu dan
- kemudian hari Kamis Yesus latihan musik untuk kebaktian hari minggu,
- atau dapatkah kita bayangkan Yesus masuk dalam ‘tim ibadah raya’ dan berlelah-lelah agar acara minggu yang penuh gebyar itu bisa berjalan dengan sukses dan Bapa di Surga senang??
- Apakah kita dapat bayangkan bahwa Yesus adalah orang yang sibuk dengan rapat ini dan itu untuk membuat program organisasi gereja lalu Dia ikut rapat kerja denominasi tertentu?? Bagaimana??
- Apakah kita bisa membayangkan bahwa Yesus adalah orang yang selalu hadir di acara hari minggu kita dan duduk di deretan paling depan karena Dia disebut pemimpin gereja atau majelis??
- Dapatkah kita bayangkan Yesus menjadi orang yang sangat sibuk dengan segala aktivitas untuk persiapan acara hari minggu dan Yesus adalah orang yang bekerja keras untuk suatu denominasi, berkutat dengan undangan khotbah dan ber-hahahihi dengan para pendeta??
Bisa?? Bisa kita bayangkan?? Kalau kita bisa membayangkannya,
saya rasa kita perlu sekali lagi membaca injil dengan sangat saksama dan
hati-hati!!! Ya, coba kita lihat bersama. Yesus jelas adalah orang yang menjadi
musuh besar lembaga agama, jadi tidak mungkin Dia ada dalam kenyamanan sistem
agama seperti itu!!! Mari lihatlah injil, dan mari kita akui dengan jujur dan
rendah hati bahwa fokus hidup Yesus bukan semuanya itu!!!
Mari, lihat sosok
Yesus yang selalu sibuk berada di luar, melakukan hal-hal seperti menyembuhkan
orang sakit, bertemu dengan orang-orang berdosa, bukan ber-hahahihi dengan
orang-orang suci dengan label pendeta atau ‘pelayan Tuhan’, Yesus yang
membangun komunitas dengan murid-muridNya, Yesus yang mengajar banyak orang dan
melakukan hal-hal yang pada masa itu dan sangat mungkin pada masa sekarang ini
dianggap sangat kurang ajar oleh orang-orang yang ber-agama!! Bagaimana mungkin
Yesus adalah orang yang tiap kamis latihan musik dan sibuk berjerih lelah untuk
mempersiapkan acara hari minggu?? Atau bagaimana mungkin Yesus adalah orang
yang tiap hari minggu rajin datang dan duduk manis dalam acara hari minggu kita
sebagai seorang majelis?? Nggak mungkin honey!!! Nggak mungkin!!! Mengapa?? Karena fokus Yesus jelas
bukan itu!!!
Fokus Yesus adalah hubungan dengan Bapa dan jiwa-jiwa. Bukan fokus
yang bisa dicapai dalam acara ke-agama-an!! Nah, mari merenung bersama
dan dengan jujur dan rendah hati kita akui bahwa mungkin ternyata fokus hidup
kita masih jauh dengan fokus hidup Yesus, guru, panutan, dan teladan hidup
kita. Ya, kita terlalu banyak berjerih payah dan berlelah untuk acara hari
minggu kita, untuk program-program organisasi gereja kita atau bahkan kita
tidak melakukan apa-apa dan cukup puas dengan menyandang label ‘orang Kristen’
saja. Yesus?? Wow, Dia secara brilian menggenapi tentang apa
itu ibadah.
Yesus mempersembahkan tubuhNYa, bahkan seluruh kehendak dan hak-hak
istimewa yang Dia miliki sebagai persembahan yang kudus, hidup, dan berkenan
pada Bapa (‘ibadah Roma 12:1’), Dia juga melakukan dan membangun ‘ibadah
saling’ dalam komunitasNya (‘ibadah Ibrani 10:25’) dan tidak dapat dipungkiri
pula, Yesus, dari hati yang mengasihi Bapa melakukan pelayanan kontekstual pada
setiap orang yang membutuhkan dan Dia tetap menjaga diriNya bersih dari segala
kecemaran dunia (‘ibadah Yakobus 1:26’). Nah, bagaimana dengan kita??
Kehidupan lebih penting dari simbol-simbol agama.