17 Oktober 2012

I. Nothing - Everything

The more you can be NOTHING before God, 
the more God can be EVERYTHING through you

Saya mungkin tidak secara langsung meninggalkan Tuhan. Secara sadar saya masih membutuhkanNya. Saya tidak sampai mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada. Saya masih mempercayainya.

Saya sering berdoa : Tuhan saya memiliki rencana A dan rencana B, kira-kira yang manakah yang sesuai kehendakMu? atau Tuhan, berkatilah apa yang saya rencakan hari ini, biarlah namaMu saja dimuliakan melalui apa yang akan saya kerjakan. 

Dan dalam peristiwa yang sulit dan posisi makin terjepit seringkali saya masih sombong dengan berusaha mengerjakan dengan upaya sendiri tetapi penuh dengan pikiran yang kuatir. Sebaliknya, dalam hal tertentu saya bisa merasa ahli dan lupa melibatkan Bapa. Saya hanya datang waktu saya merasa saya tidak tahu jalan keluarnya saja Itu berarti saya masih mau jadi something dan sama saja menganggap Tuhan hanya something.

Sampai suatu hari saya menyadari, ketika Tuhan membawa saya pada peristiwa yang saya tidak bisa membuat rencana lagi, dan saya hanya mengatakan cukup, saya menyerah, saya tidak tahu lagi apa yang akan saya kerjakan, memikirkannya saja sudah tidak sanggup.

Disitulah seperti beberapa orang yang pernah mengalami hal serupa mengatakan itulah awal terjadinya mukzizat. 

Ya benar, disaat kita angkat tangan, Tuhan turun tangan.
Saya mulai sadari bahwa saya adalah seorang anak dan saya punya Bapa yang siap menolong. Sayalah yang perlu ditolong Bapa, yang diperlukan hanyalah mempercayai Bapa yang baik dan penuh kasih sepenuhnya dan membiarkanNya untuk mengambil alih hidup saya totally. 

Ketika saya mengatakan Yesus adalah segala-galanya (EVERYTHING) dalam hidup saya, itu berarti saya mesti siap untuk tidak menjadi segalanya (NOTHING).

Mari kita lihat bagaimana Iblis sang pembohong itu bekerja :
Iblis tidak secara langsung mengatakan pada Hawa dan pada kita bahwa Tuhan itu pelit. Tetapi Iblis akan menggunakan cara :

1. menggiring pemikiran Hawa atau kita seolah-olah Bapa itu menahan pemberian yang baik, Bapa tidak memberikan sepenuhnya pada manusia. 
Kej 3:1-6  Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
Di saat kesulitan mulai bertubi-tubi, tekanan mulai menghimpit, malah kita merasa seakan Bapa menutup telingaNya atau seolah Bapa sedang sibuk dan memperhatikan anak-anakNya yang lain. Makin doa dikumandangkan lebih keras tetapi seolah hanya sampai atap langit.

Dan di titik itu iblis masih menggunakan cara lain yang sama yaitu

2. dengan bisikan lembut yang mempertanyakan apakah benar Bapa mengasihiku/mu?

Iblis membuat manusia meragukan pribadi Bapa yang penuh kasih. Dan mulai kita mencurigai dan berpikir Bapa yang kemarin perhatian, ternyata kali ini hanya membiarkanku menghadapi masalah sendirian; Bapa yang mudah ditemui namun hari ini menjadi sosok yang sulit dihampiri.

Berikutnya, iblis mulai menyentuh ego manusia, menantang manusia untuk menjadi seperti Allah dan sekaligus memberikan solusinya yaitu hanya dengan memakan buah itu. Iblis membuat manusia lupa siapa jati diri manusia itu dihadapan Tuhan. 
Kej 1:27  Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Apa akibatnya ketika saya merasa tidak dikasihi atau mulai mencurigai bahwa Bapa itu sedang menahan pemberian yang terbaiknya untuk saya?

Saya mulai mencoba melakukan sesuatu, tanpa sadar saya merasa lebih tahu dalam persoalan ini, karena saya akan merasa bodoh jika persoalan ini dibiarkan berlarut, atau merasa bahwa Tuhan tidak mendengar atau tidak menjawab doa dan tidak mengasihi saya lagi.

Memang mempercayaiNya sepenuhnya dengan segenap hati, segenap jiwa dan dengan segenap akal budi itu tidak mudah disaat sulit.

Untuk menyerah, keluar dari pertandingan itu mudah..
tetapi untuk bertahan, meneruskan pertandingan itu butuh iman.

bersambung ...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar