20 April 2013

Menjadi no 1, 2, 3, 4, ....


Galatia 2:20  namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. 
Apa akibatnya jika kita sudah mati ?
- maka kita tidak bisa lagi marah, iri hati, kecewa, kuatir
- maka kita tidak bisa lagi mengasihi, menyenangkan Tuhan dan berbuah bagi Tuhan
- maka kita tidak bisa lagi berpikir dan melakukan segala sesuatu.

Berapa banyak di antara kita pernah menerima jawaban doa yang berlawanan dari apa yang kita minta?

Habakuk 1:2, 6  Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong? Sebab, sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka.

Contohnya, Habakuk berdoa agar Tuhan membebaskan dari penindasan. Tetapi apa jawaban Tuhan ? bahwa Tuhan sendirilah yang membangkitkan bangsa yang garang, kejam untuk menindasnya. Seringkali bahkan mungkin hampir sebagian besar momen kita mengenal Tuhan adalah di saat kita mengalami masalah, kekuatan kita sudah habis.

Contoh lain saat Abraham diuji dengan diminta untuk menyerahkan anak tunggalnya, disitulah Tuhan mewahyukan diriNya sebagai Jehovah Jireh. Saat Lazarus mati, Tuhan menyatakan diriNya sebagai Akulah kebangkitan. Akhir dari pengalaman pribadi Habakuk berproses dengan Tuhan tersebut menunjukkan :
 jika kita ingin Tuhan menjadi segala-galanya (everything) dalam hidup kita 
maka kita harus tidak menjadi apa-apa (nothing).  

Jika doa kita tidak/belum dijawab, jika hasil usaha kita mengecewakan, jika orang yang kita kasihi dan harapkan ternyata mengecewakan, jika apa yang kita investasikan ternyata tidak menghasilkan itu bukanlah soal penting yang mempengaruhi iman percaya kita jika kita sudah menjadi nothing. 

Habakuk 3:17-18  Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.

Tuhan bukan ingin menjadi nomor 1 dan layak menjadi nomor 1 
tetapi Ia ingin di nomor 1, 2, 3, ... ya 
Ia ingin menjadi yang terutama dalam setiap aspek hidup kita. 

Dan Hizkia memberikan contoh bagaimana ia menetapkan hatinya untuk memprioritaskan / memfokuskan perhatianNya pada Tuhan.

2 Tawarikh 29:3  Pada tahun pertama pemerintahannya, dalam bulan yang pertama, ia membuka pintu-pintu rumah TUHAN dan memperbaikinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar