Setelah kebangkitanNya, Yesus selama 40 hari secara kontinyu dan konsisten
menampakkan diri serta berbicara kepada para murid mengenai Kerajaan Allah [1]
. Hari – hari itu mungkin menjadi hari yang paling menentukan dalam
sejarah umat manusia. Lukas menguraikan tiga tugas utama yang dikerjakan dan
diselesaikan Yesus selama 40 hari itu :
1. Meyakinkan murid-muridNya bahwa Ia telah bangkit
dari antara orang mati
2. Menolong para murid untuk memahami “gambaran besar”
tentang Kerajaan Allah sebagai alasan dan tujuan yang utama
3. Mempercayakan Amanat Agung kepada para murid,
sebagai amanat yang terakhir dan satu-satunya.
Yesus
meminta para muridNya sebelum mengerjakan Amanat Agung untuk menunggu di
Yerusalem hingga Roh Kudus turun atas mereka, yang menandai kelahiran
Eklesia-Gereja. Tahapan ini menunjukkan bahwa Amanat Agung diberikan kepada
Gereja, sebuah komunitas baru yang dibangun diatas fondasi kebangkitan Yesus
Kristus dan diberi kuasa Roh Kudus.
Gereja hanya diberikan 1 misi, yaitu membuat murid, jadi ini bukan
sebuah pilihan program. Peribahasa tua dari Afrika mengatakan “dibutuhkan 1 komunitas untuk membesarkan
seorang anak” sama benarnya dengan dibutuhkan 1 gereja untuk melahirkan 1
murid Kristus sejati. Maka pemuridan juga berarti bukan tugas 1 divisi atau
hanya dikerjakan oleh yang ‘berbakat’ saja. Setiap orang percaya
dipanggil untuk menjadi murid, “kekristenan tanpa pemuridan adalah kekristenan
tanpa Kristus” [2]
Begitu banyak orang bisa dengan mudah menyebutkan dengan cepat Yohanes 3
: 16. Alasan mengapa ayat ini sangat sering dikutip karena dalam 1 ayat
tersebut kita membaca dan mengetahui bahwa Allah begitu mengasihi kita. Sebaliknya,
banyak orang sulit menyebutkan isi dari Lukas 9 : 23 secara cepat dan tepat
mungkin karena kata-katanya tidak terlihat menarik bagi ‘iklan kekristenan’.
Namun sesungguhnya Yohanes 3 : 16 dan Lukas 9 : 23 harus disuguhkan bersama
agar undangan Injil dapat dipahami secara akurat. Yohanes 3 : 16 menekankan percaya
dan Lukas 9 : 23 berfokus pada mengikut. Kedua hal ini harus selalu berjalan
beriringan. Tak ada kepercayaan tanpa keputusan untuk mengikut Yesus. Alkitab
lebih kuat menulis hubungan pengikut dengan Yesus dengan istilah “murid”. Dan
kita disebut sebagai murid Kristus jika kita melahirkan murid bagi Kristus.[3]
Amanat
Agung yang Tuhan berikan pada Gereja, mengandung makna :
a. Kata kerja perintah “jadikanlah murid” (matheteuin) menjelaskan tindakan utama
dan inti amanat ini. Jadi ini seharusnya dibaca “sewaktu kamu membaptiskan orang-orang, jadikanlah mereka murid-murid.
Sewaktu kamu mengajar orang-orang untuk menaati semua perintahKu, jadikanlah
mereka murid-muridKu”. Dari prinsip tersebut kita bisa mengambil kesimpulan
“satu-satunya cara bertumbuh menuju
keserupaan Kristus adalah dengan menolong orang lain bertumbuh menuju
keserupaan Kristus”
Makna
dari perintah tersebut juga berarti "terimalah mereka sebagai
murid-murid". Oleh karena itu segala bangsa harus diterima para rasul
(Gereja) untuk dimuridkan.
b. Pergilah (pereuomai),
mengacu pada arti bepergian atau perjalanan. Jadi pemuridan ialah rangkaian
proses atau perjalanan bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus.
c. Baptiskan (baptizo),
bukan mewakili titik keberangkatan tetapi lebih merupakan tanda seseorang
sekarang telah menjadi milik Kristus, dipersekutukan dengan Kristus dalam
kesengsaraan, kematian, kebangkitan dan kemuliaanNya.
d. Ajarkan (didasko),
menunjuk pada suatu pendekatan luas terhadap belajar, bukan hanya penumpukan
pengetahuan tentang semua pengajaran Yesus.
Hasil yang
dikehendaki adalah membuat murid mentaati dan tunduk pada pemerintahan dan
ketuhanan Yesus Kristus. Ketika Yesus menghadapi kerumunan orang banyak, Ia
sangat sering memberitakan sebuah pesan yang sangat mungkin membuat mereka
tidak suka dan pergi. Ia tidak melembutkan pesanNya agar terdengar lebih
memikat. Ia tidak menghiraukan fakta bahwa popularitasNya (“elektabilitasNya”)
semakin anjlok. Contoh kisah ini seperti yang tertulis di Yohanes 6. Yesus
‘tidak tertarik’ pada kerumunan (jumlah
orang yang banyak) penggemar dan yang hanya penikmat ‘makan gratis sepuasnya’. Yang
Yesus inginkan GerejaNya melahirkan murid-murid sebagai representativenya Allah
(menampilkan keserupaan Kristus) dan mendemonstrasikan gaya hidup kerajaan
Allah di dunia.
Akankah Gereja Tuhan sebagai TubuhNya bersedia memilih ‘jalan yang
sunyi’ untuk kembali mengerjakan satu-satunya misi yang Tuhan berikan bagi
Gerejanya : Amanat Agung? Dan hari ini panggilan itu telah dinyatakan!
Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Referensi :
1. No Plan
B, Rancangan Tunggal Kerajaan Allah : Eklesia; Bambang Budijanto, PhD , 2009
2. The
Radical Disciple; John Stott, 2010
3. Not a
Fan. Bukan seorang penggembar; Kyle Idelman, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar