12 September 2019

PANGGILAN UNTUK KEMBALI : KEMBALI PADA PANGGILAN UTAMA GEREJA


Setelah kebangkitanNya, Yesus selama 40 hari secara kontinyu dan konsisten menampakkan diri serta berbicara kepada para murid mengenai Kerajaan Allah [1] . Hari – hari itu mungkin menjadi hari yang paling menentukan dalam sejarah umat manusia. Lukas menguraikan tiga tugas utama yang dikerjakan dan diselesaikan Yesus selama 40 hari itu :
1. Meyakinkan murid-muridNya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati
2. Menolong para murid untuk memahami “gambaran besar” tentang Kerajaan Allah sebagai alasan dan tujuan yang utama
3. Mempercayakan Amanat Agung kepada para murid, sebagai amanat yang terakhir dan satu-satunya.
Yesus meminta para muridNya sebelum mengerjakan Amanat Agung untuk menunggu di Yerusalem hingga Roh Kudus turun atas mereka, yang menandai kelahiran Eklesia-Gereja. Tahapan ini menunjukkan bahwa Amanat Agung diberikan kepada Gereja, sebuah komunitas baru yang dibangun diatas fondasi kebangkitan Yesus Kristus dan diberi kuasa Roh Kudus.
Gereja hanya diberikan 1 misi, yaitu membuat murid, jadi ini bukan sebuah pilihan program. Peribahasa tua dari Afrika mengatakan “dibutuhkan 1 komunitas untuk membesarkan seorang anak” sama benarnya dengan dibutuhkan 1 gereja untuk melahirkan 1 murid Kristus sejati. Maka pemuridan juga berarti bukan tugas 1 divisi atau hanya dikerjakan oleh yang ‘berbakat’ saja. Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi murid, “kekristenan tanpa pemuridan adalah kekristenan tanpa Kristus” [2]
Begitu banyak orang bisa dengan mudah menyebutkan dengan cepat Yohanes 3 : 16. Alasan mengapa ayat ini sangat sering dikutip karena dalam 1 ayat tersebut kita membaca dan mengetahui bahwa Allah begitu mengasihi kita. Sebaliknya, banyak orang sulit menyebutkan isi dari Lukas 9 : 23 secara cepat dan tepat mungkin karena kata-katanya tidak terlihat menarik bagi ‘iklan kekristenan’. Namun sesungguhnya Yohanes 3 : 16 dan Lukas 9 : 23 harus disuguhkan bersama agar undangan Injil dapat dipahami secara akurat. Yohanes 3 : 16 menekankan percaya dan Lukas 9 : 23 berfokus pada mengikut. Kedua hal ini harus selalu berjalan beriringan. Tak ada kepercayaan tanpa keputusan untuk mengikut Yesus. Alkitab lebih kuat menulis hubungan pengikut dengan Yesus dengan istilah “murid”. Dan kita disebut sebagai murid Kristus jika kita melahirkan murid bagi Kristus.[3]
Amanat Agung yang Tuhan berikan pada Gereja, mengandung makna :  
a. Kata kerja perintah “jadikanlah murid” (matheteuin) menjelaskan tindakan utama dan inti amanat ini. Jadi ini seharusnya dibaca “sewaktu kamu membaptiskan orang-orang, jadikanlah mereka murid-murid. Sewaktu kamu mengajar orang-orang untuk menaati semua perintahKu, jadikanlah mereka murid-muridKu”. Dari prinsip tersebut kita bisa mengambil kesimpulan “satu-satunya cara bertumbuh menuju keserupaan Kristus adalah dengan menolong orang lain bertumbuh menuju keserupaan Kristus 
Makna dari perintah tersebut juga berarti "terimalah mereka sebagai murid-murid". Oleh karena itu segala bangsa harus diterima para rasul (Gereja) untuk dimuridkan.
b. Pergilah (pereuomai), mengacu pada arti bepergian atau perjalanan. Jadi pemuridan ialah rangkaian proses atau perjalanan bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus.
c. Baptiskan (baptizo), bukan mewakili titik keberangkatan tetapi lebih merupakan tanda seseorang sekarang telah menjadi milik Kristus, dipersekutukan dengan Kristus dalam kesengsaraan, kematian, kebangkitan dan kemuliaanNya.
d. Ajarkan (didasko), menunjuk pada suatu pendekatan luas terhadap belajar, bukan hanya penumpukan pengetahuan tentang semua pengajaran Yesus.
Hasil yang dikehendaki adalah membuat murid mentaati dan tunduk pada pemerintahan dan ketuhanan Yesus Kristus. Ketika Yesus menghadapi kerumunan orang banyak, Ia sangat sering memberitakan sebuah pesan yang sangat mungkin membuat mereka tidak suka dan pergi. Ia tidak melembutkan pesanNya agar terdengar lebih memikat. Ia tidak menghiraukan fakta bahwa popularitasNya (“elektabilitasNya”) semakin anjlok. Contoh kisah ini seperti yang tertulis di Yohanes 6. Yesus ‘tidak  tertarik’ pada kerumunan (jumlah orang yang banyak) penggemar dan yang hanya penikmat ‘makan gratis sepuasnya’. Yang Yesus inginkan GerejaNya melahirkan murid-murid sebagai representativenya Allah (menampilkan keserupaan Kristus) dan mendemonstrasikan gaya hidup kerajaan Allah di dunia.
Akankah Gereja Tuhan sebagai TubuhNya bersedia memilih ‘jalan yang sunyi’ untuk kembali mengerjakan satu-satunya misi yang Tuhan berikan bagi Gerejanya : Amanat Agung? Dan hari ini panggilan itu telah dinyatakan! Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!  

Referensi :
1. No Plan B, Rancangan Tunggal Kerajaan Allah : Eklesia; Bambang Budijanto, PhD , 2009
2. The Radical Disciple; John Stott, 2010
3. Not a Fan. Bukan seorang penggembar; Kyle Idelman, 2011


[1] Kisah Para Rasul 1 : 3
[2] Dietrich Bonhoeffer
[3] Arvard J Budijanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar