Kitab Nehemia menarik, karena darinya kita bisa belajar pribadi
Nehemia dari juru minum dipakai Tuhan untuk membangun Yerusalem. Demikian
kondisi Yerusalem waktu itu mirip bangsa ini, banyak gerbang tinggal
reruntuhan. Gerbang penegakan hukum sedang dibangun namun ada yang ingin
menghancurkan kembali, Gerbang anak muda diserbu narkoba, free seks, gadget,
dll, Gerbang Politik yang masih menggunakan isu SARA dan money politics. Berita
itu sudah beredar, namun siapakah yang terpanggil untuk membangun? Anda
dibagian pembangun atau peruntuh? Disaat itulah dibutuhkan seorang Nehemia,
sang pembangun.
1. Kuat secara kerohanian.
Hatinya lembut, mudah menangkap maksud Allah. Hatinya mudah
diselaraskan dengan maksud Allah. Ia juga mengandalkan Tuhan, doa dan puasa
menjadi bagian dari kehidupannya. Ia juga tahu bagaimana mendeklarasikan
Firman, berdoa dengan menggunakan Firman Allah.
(1 : 4) Ketika
kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari.
Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,
(1 : 8) Ingatlah akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu,
yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan di antara
bangsa-bangsa.
2. Ia seorang yang sudah selesai dengan dirinya, ketika ia putuskan
untuk membangun Yerusalem, motivasinya adalah membangun, bukan untuk mengambil.
Motivasi seorang politikus semestinya adalah untuk membangun. Disamping itu ia
punya strategi (bisa menterjemahkan visi dalam langkah-langkah) dan mengenal
prosedur (ia menguasai hukum tata negara)
(2 : 5) kemudian jawabku kepada raja: "Jika raja menganggap baik
dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek
moyangku, supaya aku membangunnya kembali."
3. Nehemia adalah orang yang
mengandalkan Tuhan termasuk melibatkan Tuhan dalam perencanaan.
(2 : 12) bangunlah aku pada
malam hari bersama-sama beberapa orang saja yang menyertai aku. Aku tidak
beritahukan kepada siapapun rencana yang akan kulakukan untuk Yerusalem, yang
diberikan Allahku dalam hatiku. Juga tak ada lain binatang kepadaku kecuali
yang kutunggangi.
4. Dia bukan saja konseptor
tetapi juga orang lapangan, pemimpin yang ingin mengetahui langsung apa yang
sebenarnya terjadi. Sebagaimana Yusuf mengelilingi Mesir, demikian Nehemia juga
keliling yang sekarang lebih trend dengan istilah “blusukan”
(2:13) Demikian
pada malam hari aku keluar melalui pintu gerbang Lebak, ke jurusan mata air
Ular Naga dan pintu gerbang Sampah. Aku menyelidiki dengan seksama
tembok-tembok Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya yang
habis dimakan api.
5. Pasal 3 menggambarkan kepemimpinan Nehemia (bagaimana mengolah
kemampuan staffnya) :
a. Ia mendeskripsikan secara jelas ruang lingkup kerja setiap bagian
b. Ia bukan superman, tidak bekerja sendirian tetapi melibatkan banyak
orang. Ia mahir bekerjasama, terbiasa bekerja secara tim.
6. Pasal 4 menggambarkan kemampuan Nehemia mengelola tantangan dan
ancaman dari pihak luar / kemampuan mengelola area pertahanan dan keamanan,
namun juga memperlihatkan Nehemia sebagai contoh bagaimana seorang pemimpin berhati
bapa yang mengayomi, dan menunjukkan seperti apa pemimpin yang “tut wuri
handayani” yaitu pemimpin sebagai pendorong, penyemangat yang mampu mengubah
ketakutan pengikut menjadi kekuatan, mengubah kelesuan pengikut menjadi
semangat. Dibutuhkan ketenangan batin untuk tetap mengandalkan dan melibatkan
Tuhan, hikmat dan kemampuan komunikasi menghadapi situasi seperti itu.
(4 :14) Kuamati
semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa
dan kepada orang-orang yang lain: "Jangan kamu takut terhadap mereka!
Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk
saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk
isterimu dan rumahmu."
(4 : 16 -17) Sejak
hari itu sebagian dari pada anak buahku melakukan pekerjaan, dan sebagian yang
lain memegang tombak, perisai dan panah dan mengenakan baju zirah, sedang para
pemimpin berdiri di belakang segenap kaum Yehuda yang membangun di tembok.
Orang-orang yang memikul dan mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu
tangan dan dengan tangan yang lain mereka memegang senjata.
7. Nehemia menunjukkan dirinya bukan sekedar memberikan perintah, ia
juga “ing ngarso sung tuladha” – ia pemimpin yang memberi keteladanan, ia
bekerja bukan sekedar berpangku tangan.
(4 : 23) Demikianlah
aku sendiri, saudara-saudaraku, anak buahku dan para penjaga yang mengikut aku,
kami semua tidak sempat menanggalkan pakaian kami. Setiap orang memegang
senjata dengan tangan kanan.
8. Pasal 5 menunjukkan sikap
dan pandangan Nehemia mengenai keadilan sosial dan nasionalisme. Nehemia juga memiliki
hikmat dan kebijaksanaan dalam memutuskan / menyelesaikan persoalan keadilan
sosial. Hatinya tidak beku melihat penderitaan sesama. Disitulah politik
kekuasaan menjadi alat untuk mewujudkan keadilan sosial.
9. Nehemia bukan pemimpin / pekerja yang setengah-setengah. Ia tidak
menyerah dalam tantangan bukan karena ia merasa mampu. Tapi selalu dalam setiap
kondisi, ia mencoba melihatnya dari sudut pandang Tuhan, ia melibatkan Tuhan
baik dalam perencanaan maupun dalam situasi tertekan. Ia memiliki kepekaan
membedakan mana yang dari Tuhan atau yang bukan dari Tuhan
(6 : 12) Karena
kuketahui benar, bahwa Allah tidak mengutus dia. Ia mengucapkan nubuat itu
terhadap aku, karena disuap Tobia dan Sanbalat.
(6 : 15-16)
Maka selesailah tembok itu pada tanggal dua puluh lima bulan
Elul, dalam waktu lima puluh dua hari. Ketika semua musuh kami mendengar hal
itu, takutlah semua bangsa sekeliling kami. Mereka sangat kehilangan muka dan
menjadi sadar, bahwa pekerjaan itu dilaksanakan dengan bantuan Allah kami.
10. Pasal 7 menunjukkan Nehemia sebagai seorang administrator. Ia
lakukan pendataan secara rinci dan benar. Tertib dan transparan melaporkan data
termasuk mengelola asset kekayaan.
11. Pasal 8 - 10 sebagai pemimpin yang membangun, ia bukan hanya
membangun dirinya kuat dihadapan Tuhan tetapi juga memperhatikan kualitas
kerohanian dari bangsanya / pengikutnya. Ia juga mau pengikutnya
sungguh-sungguh beribadah pada Tuhan (area keagamaan)
12. Pasal 11, memperlihatkan
kemampuan Nehemia untuk berpikir jangka panjang. Satu step dilalui dan ia harus
membawa bangsanya pada tahapan berikutnya, ia berhasil membawa bangsanya
melalui masa transisi. Dan Nehemia menguasai sistem pemerintahan, ia pemimpin
yang mendelegasikan kekuasaanya. Juga menggambarkan bagaimana ia memikirkan
pembangunan yang merata (otonomi daerah)
13. Pasal 12 : Nehemia sekali lagi memperlihatkan kemampuannya dalam
mengelola Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya. Hal ini membuktikan bagaimana ia
mampu mengubah institusi dari yang tak terurus menjadi institusi yang bisa
dipercaya. Ia menerapkan tata kelola yang bersih, transparan dan professional.
(12 : 44) Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi
bilik-bilik perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil
pertama dan untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum
menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu
sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan
orang-orang Lewi yang bertugas.
14. Pasal 13 Menunjukkan sikap Nehemia terhadap penegakan hukum. Ia
menjunjung tinggi hukum, ia bangun bangsanya berdasar hukum.
(13 : 30) Kutahirkan
mereka dari segala sesuatu yang asing dan kutetapkan tugas-tugas untuk para
imam dan orang-orang Lewi, masing-masing dalam bidang pekerjaannya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar