12 September 2019

POLITIKUS BERLATAR BELAKANG PROFESIONAL MENGUBAH WAJAH PERPOLITIKAN DI INDONESIA


Kitab Nehemia menarik, karena darinya kita bisa belajar pribadi Nehemia dari juru minum dipakai Tuhan untuk membangun Yerusalem. Demikian kondisi Yerusalem waktu itu mirip bangsa ini, banyak gerbang tinggal reruntuhan. Gerbang penegakan hukum sedang dibangun namun ada yang ingin menghancurkan kembali, Gerbang anak muda diserbu narkoba, free seks, gadget, dll, Gerbang Politik yang masih menggunakan isu SARA dan money politics. Berita itu sudah beredar, namun siapakah yang terpanggil untuk membangun? Anda dibagian pembangun atau peruntuh? Disaat itulah dibutuhkan seorang Nehemia, sang pembangun.

1.  Kuat secara kerohanian.
Hatinya lembut, mudah menangkap maksud Allah. Hatinya mudah diselaraskan dengan maksud Allah. Ia juga mengandalkan Tuhan, doa dan puasa menjadi bagian dari kehidupannya. Ia juga tahu bagaimana mendeklarasikan Firman, berdoa dengan menggunakan Firman Allah.
(1 : 4)  Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,
(1 : 8) Ingatlah akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan di antara bangsa-bangsa.

2. Ia seorang yang sudah selesai dengan dirinya, ketika ia putuskan untuk membangun Yerusalem, motivasinya adalah membangun, bukan untuk mengambil. Motivasi seorang politikus semestinya adalah untuk membangun. Disamping itu ia punya strategi (bisa menterjemahkan visi dalam langkah-langkah) dan mengenal prosedur (ia menguasai hukum tata negara)
(2 : 5) kemudian jawabku kepada raja: "Jika raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek moyangku, supaya aku membangunnya kembali."

3. Nehemia adalah orang yang mengandalkan Tuhan termasuk melibatkan Tuhan dalam perencanaan.
(2 : 12) bangunlah aku pada malam hari bersama-sama beberapa orang saja yang menyertai aku. Aku tidak beritahukan kepada siapapun rencana yang akan kulakukan untuk Yerusalem, yang diberikan Allahku dalam hatiku. Juga tak ada lain binatang kepadaku kecuali yang kutunggangi.

4. Dia bukan saja konseptor tetapi juga orang lapangan, pemimpin yang ingin mengetahui langsung apa yang sebenarnya terjadi. Sebagaimana Yusuf mengelilingi Mesir, demikian Nehemia juga keliling yang sekarang lebih trend dengan istilah “blusukan”
(2:13) Demikian pada malam hari aku keluar melalui pintu gerbang Lebak, ke jurusan mata air Ular Naga dan pintu gerbang Sampah. Aku menyelidiki dengan seksama tembok-tembok Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya yang habis dimakan api.

5. Pasal 3 menggambarkan kepemimpinan Nehemia (bagaimana mengolah kemampuan staffnya) :
a. Ia mendeskripsikan secara jelas ruang lingkup kerja setiap bagian
b. Ia bukan superman, tidak bekerja sendirian tetapi melibatkan banyak orang. Ia mahir bekerjasama, terbiasa bekerja secara tim.

6. Pasal 4 menggambarkan kemampuan Nehemia mengelola tantangan dan ancaman dari pihak luar / kemampuan mengelola area pertahanan dan keamanan, namun juga memperlihatkan Nehemia sebagai contoh bagaimana seorang pemimpin berhati bapa yang mengayomi, dan menunjukkan seperti apa pemimpin yang “tut wuri handayani” yaitu pemimpin sebagai pendorong, penyemangat yang mampu mengubah ketakutan pengikut menjadi kekuatan, mengubah kelesuan pengikut menjadi semangat. Dibutuhkan ketenangan batin untuk tetap mengandalkan dan melibatkan Tuhan, hikmat dan kemampuan komunikasi menghadapi situasi seperti itu.
(4 :14) Kuamati semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: "Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk isterimu dan rumahmu."
(4 : 16 -17) Sejak hari itu sebagian dari pada anak buahku melakukan pekerjaan, dan sebagian yang lain memegang tombak, perisai dan panah dan mengenakan baju zirah, sedang para pemimpin berdiri di belakang segenap kaum Yehuda yang membangun di tembok. Orang-orang yang memikul dan mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain mereka memegang senjata.

7. Nehemia menunjukkan dirinya bukan sekedar memberikan perintah, ia juga “ing ngarso sung tuladha” – ia pemimpin yang memberi keteladanan, ia bekerja bukan sekedar berpangku tangan.
(4 : 23) Demikianlah aku sendiri, saudara-saudaraku, anak buahku dan para penjaga yang mengikut aku, kami semua tidak sempat menanggalkan pakaian kami. Setiap orang memegang senjata dengan tangan kanan.

8. Pasal 5  menunjukkan sikap dan pandangan Nehemia mengenai keadilan sosial dan nasionalisme. Nehemia juga memiliki hikmat dan kebijaksanaan dalam memutuskan / menyelesaikan persoalan keadilan sosial. Hatinya tidak beku melihat penderitaan sesama. Disitulah politik kekuasaan menjadi alat untuk mewujudkan keadilan sosial.

9. Nehemia bukan pemimpin / pekerja yang setengah-setengah. Ia tidak menyerah dalam tantangan bukan karena ia merasa mampu. Tapi selalu dalam setiap kondisi, ia mencoba melihatnya dari sudut pandang Tuhan, ia melibatkan Tuhan baik dalam perencanaan maupun dalam situasi tertekan. Ia memiliki kepekaan membedakan mana yang dari Tuhan atau yang bukan dari Tuhan
(6 : 12) Karena kuketahui benar, bahwa Allah tidak mengutus dia. Ia mengucapkan nubuat itu terhadap aku, karena disuap Tobia dan Sanbalat.
(6 : 15-16)  Maka selesailah tembok itu pada tanggal dua puluh lima bulan Elul, dalam waktu lima puluh dua hari. Ketika semua musuh kami mendengar hal itu, takutlah semua bangsa sekeliling kami. Mereka sangat kehilangan muka dan menjadi sadar, bahwa pekerjaan itu dilaksanakan dengan bantuan Allah kami.

10. Pasal 7 menunjukkan Nehemia sebagai seorang administrator. Ia lakukan pendataan secara rinci dan benar. Tertib dan transparan melaporkan data termasuk mengelola asset kekayaan.

11. Pasal 8 - 10 sebagai pemimpin yang membangun, ia bukan hanya membangun dirinya kuat dihadapan Tuhan tetapi juga memperhatikan kualitas kerohanian dari bangsanya / pengikutnya. Ia juga mau pengikutnya sungguh-sungguh beribadah pada Tuhan (area keagamaan)

12. Pasal  11, memperlihatkan kemampuan Nehemia untuk berpikir jangka panjang. Satu step dilalui dan ia harus membawa bangsanya pada tahapan berikutnya, ia berhasil membawa bangsanya melalui masa transisi. Dan Nehemia menguasai sistem pemerintahan, ia pemimpin yang mendelegasikan kekuasaanya. Juga menggambarkan bagaimana ia memikirkan pembangunan yang merata (otonomi daerah)

13. Pasal 12 : Nehemia sekali lagi memperlihatkan kemampuannya dalam mengelola Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya. Hal ini membuktikan bagaimana ia mampu mengubah institusi dari yang tak terurus menjadi institusi yang bisa dipercaya. Ia menerapkan tata kelola yang bersih, transparan dan professional.
(12 : 44) Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas.

14. Pasal 13 Menunjukkan sikap Nehemia terhadap penegakan hukum. Ia menjunjung tinggi hukum, ia bangun bangsanya berdasar hukum.
(13 : 30) Kutahirkan mereka dari segala sesuatu yang asing dan kutetapkan tugas-tugas untuk para imam dan orang-orang Lewi, masing-masing dalam bidang pekerjaannya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar